Warga Dilarang Rayakan Malam Tahun Baru di Atas Flyover Pasupati Bandung, Kasatlantas: Berbahaya
BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Warga Kota Bandung dilarang merayakan malam tahun baru di atas Flyover Pasupati atau Jalan Prof Dr Muchtar Kusumaatmadja. Jembatan layang itu akan dijaga ketat personel Polrestabes Bandung.
Kasatlantas Polrestabes Bandung AKBP Eko Iskandar mengatakan, semua flyover di Kota Bandung yaitu, Pasupati, Kiaracondong, dan Leuwipanjang, dibuka untuk menampung volume kendaraan yang membludak saat libur Tahun Baru 2025.
Kebijakan ini, kata Kasatlantas, salah satunya diambil berdasarkan evaluasi malam pergantian tahun 2023-2024. Tahun lalu terjadi kemacetan panjang akibat kapasitas jalan berkurang karena jembatan layang Pasupati ditutup
"Jadi jembatan layang Pasupati untuk tahun ini kami buka. Tidak kami tutup, namun masyarakat dilarang berhenti di atas," kata Kasatlantas Polrestabes Bandung, Sabtu (28/12/2024).
AKBP Eko menyatakan, pada Selasa (31/12/2024) malam, Flyover Pasupati akan dijaga oleh petugas agar tidak ada warga yang berhenti di tengah flyover untuk merayakan malam tahun baru.
Sebab, ujar AKBP Eko, merayakan malam tahun baru di atas flyover sangat berbahaya, baik bagi warga yang berhenti maupun pengendara yang melintas.
Kasatlantas Polrestabes Bandung AKBP Eko Iskandar. (FOTO: AGUS WARSUDI)
"Berhenti di atas flyover membahayakan masyarakat. Apalagi kalau melempar sesuatu ke bawah, membahayakan pengendara yang ada di bawah," ujar AKBP Eko.
Kasatlantas menuturkan, selain Flyover Pasupati, Satlantas Polrestabes Bandung juga akan membuka Jalan Braga. Artinya, tidak ada car free night (CFN) pada malam tahun baru di Jalan Braga.
"Untuk malam tahun baru tidak (Jalan Braga tidak ditutup). Tetap akan dibuka karena hari Rabu. Jadi tidak ada Braga Beken (bebas kendaraan) untuk hari Rabu itu," tutur Kasatlantas.
AKBP Eko mengatakan, kondisi lalu lintas di weekend menjelang libur tahun baru, terjadi peningkatan volume kendaraan dari luar kota masuk ke Bandung.
Petugas menganalisis arus kendaraan di beberapa pintu tol Kota Bandung, Gerbang Tol (GT) Pasteur, Pasir Koja, Kopo, Mohammad Toha, Buah Batu, dan Sumarecon.
"Jadi H-7 sampai H-2 (Natal) memang terjadi penurunan untuk wisatawan yang masuk ke kota Bandung. Namun mulai dari H-1 (Natal) sampai hari ini, berdasarkan akumulasi (jumlah kendaraan yang masuk Kota Bandung) dari pintu-pintu tol tersebut terjadi peningkatan dibanding 2023," ucap AKBP Eko.
Tahun ini, ujar Kasatlantas, Natal jatuh pada hari Rabu. Begitu juga dengan tahun baru, pada hari Rabu. Sehingga terjadi beberapa gelombang arus kendaraan wisatawan ke Bandung.
"Gelombang pertama itu pada 20, 21, 22 Desember 2024. Kemudian gelombang kedua 23, 24, dan 25 Desember 2024. Saat ini, adalah gelombang ketiga, 27, 28, 29 Desember 2024," ujar Kasatlantas.
Pada Senin-Selasa (30-31/12/2024) hingga Rabu (1/1/2025), tutur AKBP Eko, akan terjadi gelombang keempat. Kondisi lalu lintas gelombang ketiga justru menurun dibandingkan gelombang pertama.
Saat gelombang pertama, volume atau jumlah kendaraan mencapai 39.000 di GT Pasteur. Pada Jumat sampai siang ini pukul 12.00 WIB Sabu (28/12/2024), hasil evaluasi 1x24 jam hanya 36.000 kendaraan masuk Bandung.
"Jadi tidak setinggi tanggal 21 Desember. Itu puncak ya, paling tinggi," tutur Kasatlantas.
AKBP Eko memprediksi, arus lalu lintas di pusat keramaian Kota Bandung akan dipadati kendaraan, terutama Jalan Braga, Dago, dan Asia Afrika.
"Kepadatan dan kemacetan di beberapa titik itu pasti karena masyarakat banyak beraktivitas di jalan. Namun kita sudah menyiapkan beberapa plan (rencana bertindak) seandainya terjadi kemacetan di beberapa titik Kota Bandung," ucap AKBP Eko.