Vihara Tanda Bhakti, Perayaan Imlek dan Simbol Toleransi Umat Beragama

Vihara Tanda Bhakti, Perayaan Imlek dan Simbol Toleransi Umat Beragama

Gaya Hidup | bandungraya.inews.id | Senin, 27 Januari 2025 - 19:10
share

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Di tengah keberagaman umat beragama di Indonesia, perayaan Imlek merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Termasuk juga oleh Vihara Tanda Bhakti di Jalan Vihara, Kota Bandung.

Saat perayaan Imlek, Vihara Tanda Bhakti menjadi simbol harmoni dan toleransi.

Perlu diketahui, vihara yang sudah didirikan sejak 1981 ini memiliki dua lantai. Lantai dua merupakan tempat sembahyang dan juga kebaktian bagi Umat beragama Budha.

Sedangkan lantai satu merupakan aula serbaguna yang dipakai untuk berbagai macam aktivitas seperti perkawinan, ulang tahun, dan rapat.

Selain menjadi tempat Ibadah, Vihara yang terletak di Kampung Toleransi tersebut juga sering dipakai untuk berbagai macam aktivitas olahraga seperti Beladiri Wushu, Taichi, dan juga tenis meja.

 

Menjelang perayaan Imlek, Vihara Tanda Bhakti telah menyiapkan sejumlah. Di antaranya pemasangan lampion merah dan lilin.

Termasuk menyiapkan sejumlah sajian seperti kue keranjang dan berbagai permen serta manisan lainnya.

Setelah perayaan Imlek dilaksanakan, pertunjukan barongsai akan diselenggarakan pada perayaan Cap Go Meh untuk menutup rangkaian acara tahun baru Imlek tersebut.

Pemimpin Sembahyang, Heny di Vihara Tanda Bhakti mengaku senang dan bangga dengan banyaknya dukungan dari berbagai pihak untuk perayaan Imlek.

Bakal banyak yang datang ke viharanya saat perayaan Imlek nanti, termasuk warga sekitar.

 

"Mereka ikut mendukung ya, karena kita juga saling mendukung di kala mereka ada perayaan apapun kita menghargai dan menghormati mereka begitupun sebaliknya," ucap Heny, Minggu (26/1/2025).

Menurutnya, toleransi yang tinggi ini menghasilkan keamanan dan keharmonisan untuk seluruh umat beragama yang berada di kampung toleransi tersebut.

Bagi Heny, hal itu menunjukan hubungan yang baik antar umat beragama untuk menjaga kerukunan.

"Hubungan yang baik satu sama lain, tidak melihat suku atau ras. Kita tetap rukun satu sama lain agar tercipta suatu kerukunan yang lebih baik lagi," tandasnya.

Topik Menarik