FSB Tangkap Pria Prancis karena Memata-matai Militer Rusia

FSB Tangkap Pria Prancis karena Memata-matai Militer Rusia

Berita Utama | sindonews | Rabu, 3 Juli 2024 - 18:03
share

Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia pada Rabu (3/7/2024) mengonfirmasi telah menangkap pria Prancis pada bulan lalu. Pria tersebut dituduh telah memata-matai militer Rusia untuk badan intelijen asing.

Pria tersebut bernama Laurent Vinatier. Dia merupakan peneliti di sebuah LSM mediasi konflik Swiss.

Dia ditangkap atas tuduhan melanggar undang-undang “agen asing” Rusia pada bulan Juni—menjadikannya kasus terbaru di mana seorang warga negara Barat ditahan di Rusia di tengah invasinya ke Ukraina.

"Vinatier telah mengumpulkan informasi yang bersifat militer dan teknis militer yang dapat digunakan untuk merugikan keamanan Federasi Rusia," kata FSB Rusia dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.

Baca Juga: Rusia Serang New York di Donbas dengan Bom Raksasa, 60 Tentara Ukraina Tewas

Pernyataan FSB mencerminkan tuduhan yang sebelumnya dilontarkan oleh Komite Investigasi Rusia.

Pengadilan Rusia belum mendakwa atau secara terbuka menuduh Vinatier bekerja dengan badan intelijen asing mana pun atau terlibat langsung dalam spionase.

Namun pihak berwenang sebelumnya telah menangkap orang-orang asing karena melanggar undang-undang “agen asing” sebelum mendakwa mereka dengan tuduhan yang lebih serius.

Dalam pernyataan terpisah, Komite Investigasi Rusia mengatakan pada hari Rabu bahwa Vinatier telah mengaku bersalah atas tuduhan tersebut, yang membuatnya terancam hukuman lima tahun penjara.

Dia telah meminta maaf dalam sidang pengadilan bulan lalu.

FSB mengatakan bahwa pihaknya memiliki rekaman audio pertemuan Vinatier dengan warga Rusia di mana dia diduga mengumpulkan informasi militer.

Berdasarkan hukum Rusia, orang yang mengumpulkan, melaporkan, atau berbagi informasi terkait militer atau dinas keamanan Rusia diharuskan mendaftar sebagai “agen asing”.

Undang-undang tersebut juga telah digunakan secara luas untuk menargetkan kritikus dalam negeri terhadap Kremlin, dengan ratusan jurnalis dan aktivis diberi label "agen asing", sebuah sebutan yang memiliki konotasi spionase era Soviet.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menuntut pembebasan Vinatier segera setelah penangkapannya, dengan mengatakan “propaganda” terhadapnya “tidak sesuai kenyataan”.

Jurnalis Amerika Serikat (AS)-Rusia, Alsu Kurmasheva, ditangkap tahun lalu atas tuduhan tidak mendaftar sebagai "agen asing", sebelum tuduhan yang lebih serius mengenai penyebaran informasi palsu tentang angkatan bersenjata Rusia dilontarkan terhadapnya.

Pada bulan lalu, persidangan tertutup terhadap Evan Gershkovich, seorang jurnalis AS yang ditangkap pada Maret 2023 dan didakwa melakukan spionase, dibuka di kota Yekaterinburg, Ural.

Perusahaannya, Wall Street Journal, mengecamnya sebagai “tuduhan palsu”.

Perusahaan surat kabar tersebut, Gedung Putih, dan Gershkovich semuanya menolak tuduhan tersebut dan menganggapnya tidak berdasar. Rusia juga belum memberikan bukti apa pun mengenai tuduhan terhadapnya.

Washington menuduh Moskow menangkap warga asing untuk dijadikan alat tawar-menawar dengan imbalan warga Rusia yang dipenjara di luar negeri.

Pengadilan bulan lalu memerintahkan Vinatier ditahan sebelum persidangan hingga setidaknya 5 Agustus.

Topik Menarik