Dampak Seruan Boikot, Starbucks Malaysia Rugi Rp135 Miliar

Dampak Seruan Boikot, Starbucks Malaysia Rugi Rp135 Miliar

Berita Utama | sindonews | Kamis, 29 Agustus 2024 - 13:35
share

Berjaya Food Bhd (BFood) yang memiliki dan mengoperasikan waralaba Starbucks di Malaysia, membukukan kerugian pada kuartal keempat dalam laporan 30 Juni 2024. kerugian yang dialami Starbucks Malaysia dikarenakan sentimen konsumen terhadap konflik Timur Tengah.

Anak perusahaan dari Berjaya Corporation Bhd ini, melaporkan kerugian bersih sebesar 38,2 juta ringgit (USD8,8 juta atau setara Rp135 miliar) untuk tiga bulan yang berakhir pada bulan Juni. Kebalikan dari laba sebesar 17,28 juta ringgit pada tahun lalu. Penjualan turun lebih dari setengahnya.

Baca Juga : Bos Starbucks Lengser Usai Boikot Israel Menggerus Penjualan

“Pendapatan dan kerugian sebelum pajak yang lebih rendah secara signifikan pada kuartal ini terutama disebabkan oleh sentimen terkini sehubungan dengan konflik di Timur Tengah,” kata Berjaya Food dilansir dari Bangkok Post dalam laporan yang diterbitkan Selasa (28/8/2024)

Berjaya Food melaporkan kerugian bersih sebesar 91,5 juta ringgit dan penurunan pendapatan sebesar 35 untuk periode setahun penuh yang berakhir pada bulan Juni. Selain konflik Timur Tengah, perusahaan juga mengaitkan kinerja buruk tersebut dengan kerugian yang terjadi sekali saja akibat pelepasan seluruh kepemilikan sahamnya di Jollibean Foods Pte Ltd pada bulan November.

Berjaya memiliki 393 kedai Starbucks di seluruh Malaysia pada Juni 2023, menurut laporan tahunan terbaru yang tersedia. Perusahaan ini menjalankan restoran dengan merek Kenny Rogers Roasters serta kafe dengan merek Paris Baguette.

Tak hanya Starbucks, merek makanan cepat saji dari Amerika Serikat juga menghadapi tantangan di negara-negara Asia, Timur Tengah, dan beberapa wilayah Eropa di tengah. Seruan untuk memboikot merek karena dianggap memiliki hubungan dengan Israel.

Baca Juga : Penjualan Starbucks, KFC dan McD Ambruk Berjamaah, Terdampak Aksi Boikot?

McDonald's, misalnya, menjadi sasaran boikot setelah foto dan video di media sosial menunjukkan toko-tokonya di Israel memberikan makanan kepada tentara negara tersebut setelah serangan 7 Oktober.

Topik Menarik