Ekonomi Rusia Tetap Tumbuh meski Dihujani Sanksi Barat

Ekonomi Rusia Tetap Tumbuh meski Dihujani Sanksi Barat

Berita Utama | inews | Kamis, 29 Agustus 2024 - 22:00
share

MOSKOW, iNews.id - Ekonomi Rusia menunjukkan pertumbuhan yang solid pada semester I 2024 meski terkena banyak sanksi Barat atas perang di Ukraina. Kenaikan tersebut terjadi di sejumlah sektor, sementara angka pengangguran tetap pada rekor terendah.

Pertumbuhan ekonomi Rusia didorong produksi militer, di mana output industri naik sebesar 3,3 persen pada bulan Juli dibandingkan dengan peningkatan 2,7 persen pada bulan sebelumnya.

Perkiraan awal untuk pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada paruh pertama tahun ini mencapai 4,6 persen, dibandingkan dengan 1,8 persen untuk periode yang sama tahun lalu.

Mengutip Reuters , para pejabat mengaitkan pertumbuhan ini dengan investasi modal yang kuat, termasuk oleh sektor swasta, yang pada kuartal kedua naik sebesar 8,3 persen secara tahunan menjadi 8,44 triliun rubel, menyusul pertumbuhan 14,5 persen pada kuartal pertama tahun ini.

"Mengingat hasil yang begitu tinggi pada paruh pertama tahun ini, kami mengharapkan angka yang lebih tinggi untuk keseluruhan tahun 2024 daripada yang kami proyeksikan pada prakiraan ekonomi yang diterbitkan pada bulan April," ucap Wakil Menteri Ekonomi Rusia Polina Kryuchkova dikutip, Kamis (29/8/2024).

Data tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Rusia bertahan meskipun ada serangkaian sanksi ekonomi Barat dan masalah dengan pembayaran internasional dengan mitra dagang utama Rusia, seperti China, yang menyebabkan penurunan impor secara keseluruhan sebesar 9 persen pada paruh pertama tahun ini.

Pertumbuhan ekonomi ini juga dilatarbelakangi peningkatan suku bunga acuan oleh bank sentral Rusia sebesar 200 basis poin menjadi 18 persen pada bulan Juli, level tertinggi dalam lebih dari dua tahun.

Bank sentral mengatakan bahwa berkurangnya jumlah tenaga kerja secara terus-menerus dan pertumbuhan upah, serta inflasi yang tinggi, merupakan tanda-tanda utama ekonomi yang terlalu panas dan berjanji untuk mempertahankan kebijakan moneter yang ketat dan melawan inflasi hingga mereda.

Statistik baru menunjukkan bahwa upah riil naik 6,2 persen secara tahunan pada bulan Juni, menyusul kenaikan 8,8 persen pada bulan sebelumnya. Sementara, upah nominal rata-rata naik 15,3 persen secara tahunan menjadi 89.145 rubel per bulan.

Pertumbuhan upah di Rusia didorong oleh pembayaran yang diberikan kepada tentara kontrak yang bertempur di Ukraina, yang telah menjadi tolok ukur baru dalam perekonomian karena pekerja di sektor yang tumbuh cepat yang menghadapi kekurangan tenaga kerja akut menuntut gaji yang sama dari pengusaha.

Pada paruh pertama tahun ini, upah riil tumbuh sebesar 9,4 persen, sementara upah nominal meningkat sebesar 18,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. Angka pengangguran tetap berada pada level terendah secara historis yaitu 1,9 juta orang pada bulan Juli, atau 2,4 persen dari angkatan kerja.

Topik Menarik