Ratusan Warga Siprus Yunani Protes Peran Pangkalan Inggris dalam Serangan Israel di Gaza
Ratusan warga Siprus Yunani memprotes peran pangkalan Inggris dalam serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, menurut media lokal.
Mereka berbaris di luar pangkalan Akrotiri untuk menuntut agar pemerintah Siprus Yunani mengambil tindakan untuk mencegah aksi militer yang dilancarkan dari pangkalan Inggris di pulau Mediterania Timur.
Para pengunjuk rasa mengangkat spanduk dan bendera pro-Palestina. Mereka meneriakkan, "Keluar, keluar, keluar, pangkalan Inggris keluar," dan "Kebebasan di Palestina," menurut harian Cyprus Mail.
"Kami berada di sini, tepat di luar bandara Angkatan Udara Inggris di Akrotiri, karena dari sini, pesawat mata-mata Inggris membantu Israel yang menduduki wilayah itu dalam mengumpulkan informasi tentang 'operasi' di Gaza, papar Haris Karamanou, pejabat Partai Progresif Rakyat Pekerja (AKEL), mengatakan kepada para pengunjuk rasa.
Dia menjelaskan, "Karena, ratusan ton bom dan amunisi telah melewati sini untuk membantu penghancuran total Gaza."
Sebagai tanggapan, seorang juru bicara pangkalan Inggris mengatakan, "Kami sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan dan jatuhnya korban sipil di Lebanon. Tidak ada penerbangan RAF (Royal Air Force) yang mengangkut kargo mematikan ke Pasukan Pertahanan Israel.
Israel terus melancarkan serangan brutalnya di Jalur Gaza setelah serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Rezim kolonial Israel telah membunuh hampir 41.600 orang di Gaza sejak saat itu, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Lebih dari 96.200 orang lainnya terluka akibat serangan Israel, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah mengungsikan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut di tengah blokade yang terus berlanjut yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah.
Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.