HIKMAH JUMAT : Meraih Cinta Allah
Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang
SETIAP MUSLIM memiliki tujuan utama dalam hidupnya, yaitu meraih ridha dan cinta Allah Ta'ala. Cinta Allah merupakan puncak tertinggi dari kebahagiaan dan kedamaian yang hakiki, yang membuat seorang hamba merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta.
Cinta kepada Allah adalah sumber kekuatan spiritual yang memandu manusia melalui berbagai ujian dan cobaan hidup. Dalam Al-Quran dan Hadits, Allah serta Rasul-Nya memberikan petunjuk yang jelas tentang cara meraih cinta-Nya.
Memahami Cinta Allah dalam Islam
Cinta Allah berbeda dengan cinta manusia. Cinta Allah adalah cinta yang murni dan sempurna, tanpa syarat, dan lebih besar dari apa pun. Sebagai manusia, kita sering kali menilai cinta berdasarkan pengorbanan, perhatian, atau kebaikan yang kita terima dari orang lain.
Namun, cinta Allah melampaui itu semua, karena Allah mencintai hamba-hamba-Nya tanpa pamrih dan memberikan segala yang kita butuhkan, bahkan sebelum kita memintanya. Dalam Al-Quran, Allah berfirman:
Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran [3]: 31).
Ayat ini menunjukkan bahwa kunci utama untuk meraih cinta Allah adalah dengan mengikuti jejak Rasulullah SAW. Dengan mengikuti sunnah Nabi, seorang Muslim menunjukkan kepatuhan, ketaatan, dan kecintaannya kepada Allah Ta'ala.
Beberapa cara untuk meraih cinta Allah Taala yang dengannya hidup menjadi penuh berkah, dapat dipaparkan di bawah ini.
Mentaati Allah dan Rasul-Nya
Cinta sejati kepada Allah hanya bisa dibuktikan dengan ketaatan. Mentaati perintah-perintah Allah serta menjauhi larangan-larangan-Nya adalah cara yang paling jelas untuk menunjukkan kecintaan kepada-Nya. Dalam Surah Al-Anfal, Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berpaling dari-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya)." (QS. Al-Anfal [8]: 20).
Ketaatan tidak hanya dalam aspek ibadah seperti shalat, puasa, dan zakat, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Seorang Muslim yang ingin meraih cinta Allah harus berusaha menjadi pribadi yang jujur, adil, dan berakhlak mulia dalam berinteraksi dengan sesama.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
Bersabar dalam Ujian dan Cobaan
Ujian dan cobaan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Ujian ini datang dalam berbagai bentuk, seperti kehilangan harta, sakit, atau bahkan masalah keluarga. Namun, ujian ini merupakan tanda cinta Allah kepada hamba-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya ujian. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka mereka akan diuji. Barang siapa yang ridha maka baginya keridhaan Allah, dan barang siapa yang murka maka baginya kemurkaan Allah." (HR. At-Tirmidzi).
Dengan bersabar dan tetap teguh dalam menghadapi ujian, seseorang akan semakin dekat dengan Allah. Kesabaran adalah bukti ketundukan dan kepercayaan penuh kepada ketetapan Allah.
Memperbanyak Dzikir dan Mengingat Allah
Dzikir atau mengingat Allah adalah salah satu cara terbaik untuk meraih cinta-Nya. Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang selalu mengingat-Nya dalam setiap keadaan, baik saat senang maupun susah.
Allah berfirman dalam Al-Quran: "Maka ingatlah Aku, niscaya Aku akan mengingatmu." (QS. Al-Baqarah [2]: 152).
Ketika seorang hamba mengingat Allah, baik melalui dzikir, membaca Al-Quran, atau mengerjakan ibadah sunnah lainnya, maka Allah akan mendekatkannya kepada-Nya. Mengingat Allah juga menjadi perisai dari godaan syaitan dan menenangkan hati dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.
Meningkatkan Amal Ibadah
Amal ibadah yang konsisten adalah salah satu cara untuk mendapatkan cinta Allah. Selain shalat wajib, memperbanyak shalat sunnah, puasa sunnah, serta sedekah juga merupakan cara untuk mendapatkan keridhaan Allah. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits qudsi:
"Allah berfirman: 'Tidaklah seorang hamba mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku terus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya.
Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengaran yang dengannya ia mendengar, menjadi penglihatan yang dengannya ia melihat, menjadi tangan yang dengannya ia memegang, dan menjadi kaki yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya, dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pasti melindunginya. (HR. Bukhari).
Amalan sunnah, walaupun tidak diwajibkan, memiliki keutamaan besar dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dengan semakin banyak beribadah dan beramal, cinta Allah akan semakin besar.
Ketaatan tidak hanya dalam aspek ibadah seperti shalat, puasa, dan zakat, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. (Foto: Ist)
Berbuat Baik kepada Sesama
Selain memperbanyak ibadah, salah satu bentuk cinta kepada Allah adalah berbuat baik kepada makhluk-Nya. Islam mengajarkan umatnya untuk membantu, menolong, dan bersikap baik kepada sesama manusia.
Dalam Al-Quran, Allah berfirman: "Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu." (QS. Al-Qashash [28]: 77).
Cinta kepada Allah tidak hanya diwujudkan melalui hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan, tetapi juga dalam hubungan horizontal dengan sesama makhluk. Menolong orang lain, menjaga lingkungan, serta memberikan manfaat kepada masyarakat adalah bagian dari ibadah yang mendekatkan kita kepada cinta Allah.
Menjauhi Perbuatan Maksiat
Maksiat atau perbuatan dosa adalah penghalang utama bagi seorang hamba untuk meraih cinta Allah. Setiap perbuatan dosa, baik kecil maupun besar, menjauhkan hati kita dari Allah dan merusak hubungan kita dengan-Nya.
Oleh karena itu, menjauhi maksiat dan selalu bertaubat ketika melakukan kesalahan adalah langkah penting dalam meraih cinta Allah. Allah SWT berfirman:
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka segera mengingat Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak melanjutkan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali Imran [3]: 135).
Allah mencintai hamba-Nya yang bertaubat. Tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni, selama kita ikhlas memohon ampun dan tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut.
Bersyukur kepada Allah
Syukur adalah salah satu tanda cinta kita kepada Allah. Dengan bersyukur, kita mengakui segala nikmat yang Allah berikan dan menyadari bahwa segala kebaikan datang dari-Nya.
Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu." (QS. Ibrahim [14]: 7).
Rasa syukur akan mendekatkan hati kita kepada Allah dan membuka jalan untuk meraih cinta-Nya. Syukur dapat ditunjukkan melalui lisan, perbuatan, dan hati yang selalu mengingat nikmat Allah.
Dengan menempuh jalan seperti dipaparkan di atas, in syaa Allah, seorang hamba akan merasakan kebahagiaan yang hakiki dan mendapatkan cinta serta ridha dari Allah Ta'ala dan hidup pun akan semakin berkah. Semoga kita semua termasuk dalam hamba-hamba yang dicintai oleh Allah. Aamiin. (*)
Ketika seorang hamba mengingat Allah, baik melalui dzikir, membaca Al-Quran, atau mengerjakan ibadah sunnah lainnya, maka Allah akan mendekatkannya kepada-Nya. (Foto: Ist)
Wallahu alam bish-shawab.