Loyo, Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp16.100 per Dolar AS

Loyo, Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp16.100 per Dolar AS

Berita Utama | inews | Selasa, 17 Desember 2024 - 15:55
share

JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 99 poin atau 0,62 persen ke level Rp16.100 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (17/12/2024). Rupiah sebelumnya terapresiasi di level Rp16.001 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pelemahan rupiah juga disebabkan oleh sentimen eksternal yaitu pasar menunggu keputusan suku bunga dari bank sentral utama akhir minggu ini.

"Sementara data ekonomi China yang lemah yang dirilis sehari sebelumnya mengikis sentimen risiko. Selain pertemuan Fed, keputusan suku bunga dari Jepang dan Indonesia, menjadi fokus minggu ini," kata Ibrahim dalam risetnya, Selasa (17/12/2024).

Dalam pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) minggu ini, bank sentral diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin tetapi juga menandai laju pemotongan yang lebih lambat untuk tahun 2025.

Prospek suku bunga yang lebih rendah biasanya mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, ketidakpastian seputar arah kebijakan Fed di masa mendatang telah menimbulkan keraguan pasar.

Sementara itu, data China yang lemah mengaburkan prospek permintaan merilis indikator ekonomi utama untuk bulan November pada hari Senin, yang menunjukkan lanskap ekonomi yang beragam.

Output industri meningkat sesuai perkiraan, sedikit melampaui pertumbuhan bulan Oktober dan menunjukkan perbaikan sektor industri yang moderat.

Namun, pertumbuhan penjualan ritel melambat tajam pada bulan November, di bawah ekspektasi dan menyoroti kelemahan yang terus-menerus dalam belanja konsumen.

Selain itu, harga rumah turun sebesar 5,7 persen tahun-ke-tahun pada bulan November, menyusul penurunan 5,9 persen pada bulan Oktober, yang menyoroti tantangan yang sedang berlangsung di sektor real estat. Perlambatan penjualan ritel mencerminkan permintaan domestik yang rapuh.

Dari sentimen domestik, pemerintah resmi mengumumkan paket kebijakan insentif fiskal kepada masyarakat, sebagai kompensasi kenaikan pajak pertambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen pada 1 Januari 2025. Barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat masih akan dibebaskan PPN. Selain itu, ada barang/jasa lain yang diberikan insentif meski dikenai PPN 12 persen .

Setidaknya ada 12 insentif fiskal yang diberikan pemerintah untuk tahun depan. Belasan kebijakan tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu insentif untuk masyarakat berpendapatan rendah, insentif untuk kelas menengah, dan insentif untuk UMKM/wirausaha/industri.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) pada Oktober 2024 tercatat sebesar 423,4 miliar dolar AS atau setara Rp6.774 triliun (asumsi kurs Rp16.000/dolar AS). Angka ini turun 5,1 miliar dolar AS, dibanding dengan posisi ULN pada September 2024 yang sebesar 428,5 miliar dolar AS.

Secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 7,7 persen yoy, menurun dibandingkan 8,5 persen pada September 2024. Penurunan tersebut bersumber dari ULN sektor publik dan swasta. Posisi ULN pemerintah pada Oktober 2024 tercatat sebesar USD201,1 miliar, turun dibandingkan dengan posisi pada bulan September 2024 yang tercatat sebesar USD204,1 miliar.

Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk besok diprediksi bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.080-Rp16.170 per dolar AS.

Topik Menarik