Wisata Edukasi ke Malasari, Melihat Pembuatan Gula Kawung Tradisionil dan Rumah Bupati Bogor Pertama

Wisata Edukasi ke Malasari, Melihat Pembuatan Gula Kawung Tradisionil dan Rumah Bupati Bogor Pertama

Gaya Hidup | bogor.inews.id | Sabtu, 4 Januari 2025 - 16:40
share

BOGOR, iNewsBogor.id - Dengan luas wilayah lebih dari 8.262 Hektar, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, konon, awalnya dihuni oleh bagian dari populasi Masyarakat Peladang berpindah atau disebut Pahuma yang exodus (Hijrah besar besaran) dari Kota Pakuan Bogor masa lalu ke Hutan Halimun, saat terjadi peristiwa Gunung Salak meletus tahun 1600, atau tepatnya 21 tahun pasca kerajaan Sunda Pajajaran hancur akibat kalah perang oleh Banten dan Cirebon tahun 1579.

Perihal exodusnya masyarakat Pahuma Pakuan Bogor ini juga pernah diutarakan mantan Direktur Purbakala Serang Banten Alm. Drs. Uka Tjandrasasmita, enam bulan sebelum wafat pada InewsBogor.id di kediamannya.

Letak Desa Malasari yang berada dibibir Zona Rimba Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) meski tidak masuk dalam bagian Kampung Adat Kasepuhan Urug Lebak Dan Kasepuhan Cipatat Desa Kiarasari, Sukajaya, namun eksostisme kehidupan masyarakatnya yang bermukim dilembah lembah perbukitan dan gunung gunung, menciptakan daya tarik tersendiri bagi Malasari dimata dunia kepariwisataan.

"Benar, Desa Malasari sangat eksostis dengan berbagai kehidupan tradisional mayarakatnya, Bahkan Malasari juga kaya dengan keindahan alamnya untuk dikembangkan sebagai kawasan Wisata di Bogor Barat paling potensial," kata Sugendar alias Abah Gede tokoh masyarakat Desa Malasari kepada iNewsBogor.id.


Umi Idah, pelaku usaha pembuatan Gula Kawung (Gula Aren) di Kampung Nyumput Desa Malasari, Kecamatan Nanggung. (Foto : iNewsBogor.id/Jefs)

Abah Gede menambahkan, selain wisata alamnya yang indah seperti Taman Bunga Mawar di Kebun Teh Nirmala, Wisata Kampung Cipta Lahab sambungnya, di Malasari juga ada kegiatan usaha tradisionil seperti pembuatan Sapu, penangkaran Madu Hutan, Produksi Kopi bubuk, hingga pembuatan Gula Aren (Gula Kawung).

 

"Hasil Produksi warga selalu dijual ke Kota atau ke pasar pasar Terdekat seperti ke Pasar Tohaga Nanggung dan Pasar Leuwiliang," ungkapnya.

"Sementara untuk potensi Wisata unggulan yang sangat menarik di Malasari lanjut Abah Gede, terdapatnya banyak air terjun (Curug), seperti air terjun Curug Macan, Curug Cisarua, Curug Piit, Curug Kembar, Curug 9, serta beberapa Curug lainnya," bebernya.

Dan yang juga fenomenal di Malasari, Kata Abah Gede Alias Sugendar, tak lain berdirinya rumah Sejarah yang pernah dihuni oleh Bupati Bogor Pertama Rd. Ipik Gandamanah pada tahun 1947/1948 yang dijadikan sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Bogor selama Bupati Ipik bersembunyi dalam pelariannya.

"Keberadaan Rumah bersejarah ini begitu terawat baik, bahkan kini sudah mendapat payung hukum perlindungan Cagar Budaya dari Pemerintah Kabupaten Bogor," urainya.

Selain itu katanya, pada Bulan Agustus 2024 lalu, dirumah sejarah tersebut pernah berlangsung acara hikmat yakni upacara penjemputan dan pengembalian Bendera Pusaka Malasari oleh mantan PJ. Bupati Bogor Asmawa Tosepu untuk dikibarkan sebagai bendera pendamping pada pengibaran sang saka merah putih di Upacara HUT Kemerdekaan RI di Cibinong.

 

"Kini kita tunggu saja Desa Malasari bakal dikunjungi banyak pelancong dari berbagai daerah maupun Mancanegara, setelah peningkatan pembangunan Jalan Malasari yang sedang di Betonisasi ini selesai pertengahan Januari 2025," tandasnya.

Umi Idah (63) perajin Gula Aren (Gula Kawung) Kampung Nyumput, Desa Malasari mengaku, jika gula kawung buatannya yang sudah puluhan tahun ia produksi itu, mampu menutupi kebutuhan hidup keluarga.

"Gula Kawung buatan keluarga kami bisa bertahan lama, dengan wewangian yang sangat khas. Begitupun cara jualnya juga gampang, kami cukup menitip saja kepada beberapa warung warung yang ada di Kampung Cisangku, Kampung Cipatat, serta kami jual ke pasar Nanggung dan pasar Leuwiliang, termasuk melayani banyaknya pesanan Gula dari para tokeh Gula Kawung yang berasal dari Kota Bogor dan sekitarnya." pungkasnya.

Dan yang paling tak kalah menariknya yang dimiliki Desa Malasari, adalah mitos bersejarah adanya nama sebuah tempat berupa Tanah yang luas yang berada diantara lembah Hutan Rimba, yang bernama Lebak Cawene.Nama Lebak Cawene ini sangat pupoler dikalangan pencinta Sejarah Jawa Barat karena tercantum dalam sebuah Naskah Literatur yang dikenal Wangsit Siliwangi.


Rumah bersejarah Malasari yang pernah dihuni Bupati Bogor Pertama, Ipik Gandamanah selama satu tahun dalam masa persembunyiannya dari tentara penjajah. (Foto : iNewsBogor.id/Jef)

Dalam literatur Wangsit Siliwangi itu menyebutkan, kalau tempat yang bernama Lebak Cawene ini, merupakan lokasi terakhir yang akan dihuni oleh para keturunan masyarakat Kota Pakuan Bogor seusai mereka lelah berkelana dalam pengungsiannya.

Topik Menarik