Melihat Jantung Kendali Tambang Bawah Tanah PT Freeport Indonesia: Canggih, Kompleks, bak Main Game

Melihat Jantung Kendali Tambang Bawah Tanah PT Freeport Indonesia: Canggih, Kompleks, bak Main Game

Ekonomi | inews | Kamis, 29 Agustus 2024 - 08:36
share

TEMBAGAPURA, iNews.id – Mata Lidya fokus menatap dua layar besar di depannya. Sesekali perempuan asal Trenggalek, Jawa Timur ini melirik dua layar yang lebih kecil, tepat di bawah layar utama. Cermat dia memandang pergerakan benda yang tampak samar. Sementara tangan kanan dan kirinya tak henti menggerakkan joystick (semacam persneling) di kursi.

Sepintas, mantan perawat ini seperti duduk di sebuah konsol sedang memainkan game. Namun tidak! Lidya merupakan salah satu operator alat berat pertambangan bawah tanah (underground mine) PT Freeport Indonesia. 

Dari sebuah kursi di lantai 2 office building #4 Mile Post 72, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, perempuan berambut lurus sebahu ini mengoperasikan kendaraan long haul dump (LHD) yang hilir mudik di perut bumi. Paling tidak jarak antara Lidya dengan kendaraannya terpaut 8 kilometer jauhnya.

“Ini mundur, ini maju,” kata dia sambil menggerakkan tuas, lantas menunjukkan pergerakan alat berat di layar. “Ini mengambil batuan tambang di draw points kemudian nanti menumpahkannya ke grizzly,” ujarnya, Jumat (16/8/2024).

Pasangan Darius Gebze-Petrus Safan saat mendaftar ke Kantor KPU Papua Selatan untuk maju Pilkada Serentak 2024. (Foto: iNews/Muhammad Syahrir Muslimin)
Pasangan Darius Gebze-Petrus Safan saat mendaftar ke Kantor KPU Papua Selatan untuk maju Pilkada Serentak 2024. (Foto: iNews/Muhammad Syahrir Muslimin)

Grizzly yang dimaksud yakni penyaring material ekstraksi. Adapun LHD tak lain kendaraan angkut mineral tambang. Kendaraan itulah yang dikendalikan secara remote oleh Lidya, salah satu dari 200 operator dari Lantai 2 MP 72.

Tidak semua operator mengendalikan loader, ada pula yang berperan mengoperasikan alat berat jenis pemecah batu (rock breaker) dan kereta. Prinsipnya sama, bekerja dari jarak jauh. Para operator ini bekerja siang-malam alias 24 jam dengan sistem shift. Menariknya, sebagian besar atau sekitar 60 persen merupakan perempuan.

Pasangan Darius Gebze-Petrus Safan saat mendaftar ke Kantor KPU Papua Selatan untuk maju Pilkada Serentak 2024. (Foto: iNews/Muhammad Syahrir Muslimin)
Pasangan Darius Gebze-Petrus Safan saat mendaftar ke Kantor KPU Papua Selatan untuk maju Pilkada Serentak 2024. (Foto: iNews/Muhammad Syahrir Muslimin)

Senior Vice President Underground Mine PTFI Hengky Rumbino menuturkan, keberadaan para operator tersebut bagian dari mitigasi risiko. Sebab, semakin lama, tambang semakin dalam. Sementara, tantangan underground mine jauh lebih kompleks dan berbahaya dibandingkan tambang permukaan. 

“Pertama, tingginya debu silika. Kemudian, lumpur basah. Anda bisa bayangkan materi tambang itu seperti odol, kalau dipencet bisa ke mana-mana dengan kecepatan tinggi. Ini yang bisa membahayakan pekerja seperti tertimbun material. Untuk kenapa dikembangkan teknologi nirawak ini,” kata dia.

Pasangan Darius Gebze-Petrus Safan saat mendaftar ke Kantor KPU Papua Selatan untuk maju Pilkada Serentak 2024. (Foto: iNews/Muhammad Syahrir Muslimin)
Senior Vice President Underground Mine PTFI Hengky Rumbino  (Foto: iNews/Zen Teguh)

Belum lagi bahaya longsor atau reruntuhan, gempa bumi maupun gas beracun. “Jadi kalau dulu driver mengontrol dari dalam kendaraanya, ini seperti memindahkan. Driver dari jarak jauh, kendaraan ada di bawah tanah,” ucap putra asli Papua asal Wamena ini.

Hengky menuturkan, untuk menggali potensi mineral tambang di GBC saat ini lebih dari 40 LHD dioperasikan. Kendaraan ini hilir mudik mengangkut batuan bijih dari setidaknya 2.416 drawpoints. Penambangan bawah tanah ini juga direncanakan bakal digunakan ketika mengeksploitasi area Kucing Liar pada 2026.

Pantauan iNews.id di ruang kendali (control room) berdinding krem seluas 45 meter x  20 meter pada pertengahan Agustus lalu, para operator tenggelam dalam pekerjaannya. Tanpa banyak bicara, namun mata tajam menancap layar. Tangan terus lihai bergerak menjalankan kendaraan.

Di ruang itu layar yang menunjukkan grafik dan berbagai indikator terkait dengan operasional tambang bawah tanah terpampang di mana-mana. Mereka yang bertugas senantiasa sigap memantau pergerakan alat. Bila terjadi kendala, muncul semacam sinyal yang langsung terdeteksi dari ‘jantung’ ruang operasional underground mine terbesar di dunia ini.   

Pasangan Darius Gebze-Petrus Safan saat mendaftar ke Kantor KPU Papua Selatan untuk maju Pilkada Serentak 2024. (Foto: iNews/Muhammad Syahrir Muslimin)
Pasangan Darius Gebze-Petrus Safan saat mendaftar ke Kantor KPU Papua Selatan untuk maju Pilkada Serentak 2024. (Foto: iNews/Muhammad Syahrir Muslimin)

Sejarah Tambang Bawah Tanah Freeport

Semuanya bermula dari ekspedisi Cartenz oleh AH Colijn, FJ Wissel, dan geolog muda Jean-Jacques Dozy pada 1936. Orang asing ini menembus rimba Papua, mencapai gunung gletser Jayawijaya dan menemukan gunung bijih alias Ertsberg. Penelitian Dozy ini berakhir pada jurnal di perpustakaan Belanda.

Dua dekade lebih berselang, tepatnya pada 1963, ekspedisi dilakukan oleh Forbes Wilson dan Del Flint untuk menemukan kembali Ertsberg. Wilson yang saat itu manajer eksplorasi Freeport Sulphur sebelumnya terkesima ketika menemukan laporan Dozy tentang gunung bijih tersebut. 

Atas restu dan pendanaan perusahaan Wilson menuju Papua untuk membuktikan kebenaran jurnal yang ditulis Dozy. Inilah cikal bakal masuknya Freeport Mc-Moran Inc, perusahaan tambah Amerika Serikat ke Indonesia.

Pada 1966, Indonesia mengalami pergantian pemerintahan. Soeharto dengan Orde Baru butuh meningkatkan perekonomian, namun di sisi lain sumber daya dalam negeri terbatas. Lahirlah terobosan bersejarah berupa Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Beleid ini memungkinkan pihak luar untuk berinvestasi di Indonesia.

UU PMA ditangkap sebagai peluang emas Freeport McMoran Copper & Gold Mereka pun mengajukan izin penambangan di Ertsberg. Seperti pucuk dicinta ulam pun tiba. Lahirlah PT Freeport Indonesia sebagai entitas bisnis yang akan berlayar mengarungi keras dan terjalnya medan pertambangan di tanah Papua.

Mengacu sejarah perseroan, PTFI mula-mula menambang Ertsberg pada 1972 setelah mereka mendapatkan Kontrak Karya I pada 1967. Kontrak karya itu berlaku 30 tahun setelah resmi beroperasi pada 1973. Penambangan itu menghasilkan konsentrat tembaga, emas, perak dan mineral turunan lainnya.

Pada 1972 itu pula dimulai pengapalan konsentrat tembaga untuk pertama kalinya ke Hibi, Jepang. Produksi Freeport pada saat itu baru mencapai 8.000 ton bijih/hari, kemudian meningkat menjadi 18.000 ton bijih/hari.

Ertsberg selesai dikeruk pada 1988. Namun ini tidak berarti Freeport mandeg beroperasi. Raksasa tambang ini telah menemukan harta karun lainnya berupa Gunung Grasberg. Penambangan terbuka dengan skala lebih besar dilakukan. Era Grasberg pun berakhir pada 2019.

Mengacu data perseroan, PTFI memulai investasi proyek pengembangan bawah tanah sebagai kelanjutan dari tambang terbuka Grasberg. Tak kurang duit 9 miliar dolar AS digelontorkan dan tambahan 20 miliar dolar AS akan diinvestasikan sampai dengan 2041. Estimasi kandungan cadangan mineral mencapai 963 juta metrik ton.

Hengky Rumbino menyebut, PTFI adalah perusahaan pertama di dunia yang melakukan model penambangan dengan metode remote. Operasional itu tentu tak bisa dilakukan PTFI sendiri. Ada banyak pihak lain terlibat sehingga tercipta satu sistem kendali jarak jauh seperti sekarang.

"Kami kembangkan sejak 2008 bekerja sama dengan Caterpillar. Waktu itu karena ada kebutuhan, kemudian kita diskusi panjang sampai akhirnya uji coba dan berjalan. Karena itu, yang underground mine seperti ini (kendali jarak jauh) kita yang pertama," tuturnya.

Bukan perkara mudah untuk mengoneksikan kendaraan nun jauh dalam perut bumi dengan ruang kendali di permukaan darat. Koneksi tersambung melalui jaringan serat optik (fiber optic) dan wifi. Berhubungan jauh dalam bumi, tak dimungkiri terkadang muncul kendala sinyal/koneksi. Inilah yang membuat konsol (disebut mini game) untuk sementara tak berfungsi.

Lantas bagaimana agar kendaraan tak menabrak dinding alias sesuai trek, sementara jarak pandang di layar juga terbatas karena situasi yang gelap penuh debu? “Di tiap terowongan dipasang sensor-sensor. Ini akan terbaca sebagai jalur di konsol, supaya operator bisa mengendalikan laju loader,” ujar Hengky.

Dia menambahkan, saat ini produksi tambang bawah tanah PTFI sekitar 125.000-150.000 ton per hari. Untuk diketahui, selain GBC, tambang bawah tanah lainnya, yaitu blok Deep Mile Level Zone (DMLZ), dan Big Gossan. Kemudian, blok Kucing Liar yang juga akan digarap tahun ini dan memiliki masa produksi hingga 2053. PTFI juga punya Deep Ore Zone (DOZ), namun sudah selesai produksi.

Infografis Tambang Bawah Tanah PT Freeport Indonesia Terbesar di Dunia
Infografis Tambang Bawah Tanah PT Freeport Indonesia Terbesar di Dunia

Kontribusi ke Negara

Setelah melalui perjalanan panjang, alot dan berliku, saham mayoritas PT Freeport Indonesia akhirnya dimiliki Pemerintah Indonesia. Penanda sejarah itu diumumkan langsung Presiden Joko Widodo pada 2018 silam. Besaran saham RI mencapai 51,2 persen.

“Hari ini merupakan momen bersejarah setelah PT Freeport beroperasi di Indonesia sejak tahun 1973,” kata Jokowi dalam keterangan pers di ruang kredensial, Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (21/12/2018) sore.

Presiden menjelaskan, bahwa kepemilikan mayoritas saham PT Freeport itu akan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dengan kepemilikan 51 persen lebih saham PT Freeport, menurut Jokowi, ada potensi penerimaan pajak dan royalti yang lebih baik. 

Mengacu data perseroan, penguasa saham PTFI sesudah transaksi yakni holding industri pertambahan MIND ID sebesar 26,24 persen, PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPMM) 25 persen dan sisanya 48,76 persen dimiliki Freeport-McMoran. Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menegaskan, PTFI berkomitmen untuk terus berkontribusi membangun negeri.

Pada 2023, PTFI mampu mencatatkan angka manfaat langsung terhadap penerimaan negara sebesar 2,7 miliar dolar AS atau setara Rp41 triliun dalam bentuk pajak, royalti, dividen, serta pembayaran lainnya. Sementara angka manfaat tidak langsung untuk Indonesia mencapai 4,7 miliar dolar atau ekuivalen Rp70 triliun dalam bentuk pembayaran gaji karyawan, pembelian dalam negeri, pengembangan masyarakat, pembangunan daerah, dan investasi dalam negeri.

“Pada 2024, perseroan menargetkan angka manfaat langsung dalam bentuk penerimaan negara menembus 5,6 miliar dolar AS atau hampir Rp90 triliun dengan Rp10 triliun di antaranya akan diterima oleh Kabupaten Mimika dan kabupaten lainnya di Provinsi Papua Tengah,” kata dia.

Topik Menarik