Utang Sritex Tembus Rp25 Triliun, Didominasi ke Bank
JAKARTA, iNews.id - PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Kota Semarang. Raksasa tekstil terbesar di Asia Tenggara ini diketahui mempunyai utang dengan total mencapai hampir 1,6 miliar dolar AS atau setara Rp25 triliun.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, Minggu (27/10/2024), hingga 30 Juni 2024 Sritex memiliki utang sebesar 1,6 miliar dolar AS, yang terdiri atas utang jangka panjang sebesar 1,47 miliar dolar AS (Rp23 triliun) dan utang jangka pendek sebesar 131,42 juta dolar AS (Rp2 triliun).
Dari total utang tersebut, sekitar 51,8 persennya merupakan utang bank, yakni mencapai 810 juta dolar AS atau setara Rp12,7 triliun.
Dominasi utang diberikan oleh PT Bank Central Asia Tbk atau bank BCA sebesar 82 juta dolar AS atau sekitar Rp1,28 triliun.
Untuk diketahui, Sritex yang merupakan perusahaan tekstil yang telah beroperasi selama 36 tahun ini telah mengalami masalah keuangan sejak tahun lalu, ketika utang telah melampaui aset.
Adapun utang Sritex terdiri atas utang jangka panjang, utang jangka pendek dan sebagian besar berasal dari utang bank dan obligasi.
Sritex mengungkapkan penyebab turunnya penjualan di industri tekstil. Pertama, kondisi geopolitik perang Rusia-Ukraina serta Israel-Palestina menyebabkan terjadinya gangguan supply chain dan penurunan ekspor karena terjadi pergeseran prioritas oleh masyarakat di Eropa maupun AS.
Kedua, lesunya industri tekstil terjadi karena banjir produk tekstil di China. Hal ini menyebabkan terjadinya dumping harga, di mana produk-produk berharga lebih murah dan menyebar ke negara-negara yang longgar aturan impornya, salah satunya Indonesia.
Berikut daftar utang Sritex kepada bank:
- PT Bank Central Asia Tbk - 82.678.431 dolar AS (Rp1,28 triliun)
- State Bank of India, Singapore Branch - 43.887.212 dolar AS (Rp687 miliar)
- PT Bank QNB Indonesia Tbk - 36.939.772 dolar AS (Rp580 miliar)
- Citibank N.A., Indonesia - 35.826.893 dolar AS (Rp561 miliar)
- PT Bank Mizuho Indonesia - 33.709.712 dolar AS (Rp528 miliar)
- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk - 33.270.249 dolar AS (Rp521 miliar)
- PT Bank Muamalat Indonesia - 25.450.705 dolar AS (Rp398 miliar)
- PT Bank CIMB Niaga Tbk - 25.339.237 dolar AS (Rp397 miliar)
- PT Bank Maybank Indonesia Tbk - 25.164.698 dolar AS (Rp393 miliar)
- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah - 24.202.906 dolar AS (Rp379 miliar)
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - 23.807.159 dolar AS (Rp373 miliar)
- Bank of China (Hong Kong) Limited - 21.775.733 dolar AS (Rp340 miliar)
- PT Bank KEB Hana Indonesia - 21.531.883 dolar AS (Rp337 miliar)
- Taipei Fubon Commercial Bank Co., Ltd. - 20.000.000 dolar AS (Rp314 miliar)
- Woori Bank Singapore Branch - 19.870.626 dolar AS (Rp310 miliar)
- Standard Chartered Bank - 19.570.364 dolar AS (Rp306 miliar)
- PT Bank DBS Indonesia - 18.238.794 dolar AS (Rp285 miliar)
- PT Bank Permata Tbk - 16.707.929 dolar AS (Rp262 miliar)
- PT Bank China Construction Indonesia Tbk - 14.912.809 dolar AS (Rp233 miliar)
- PT Bank DKI - 9.130.513 dolar AS (Rp142 miliar)
- Bank Emirates NBD - 9.014.852 dolar AS (Rp141 miliar)
- ICICI Bank Ltd., Singapore Branch - 6.969.549 dolar AS (Rp108 miliar)
- PT Bank CTBC Indonesia - 6.950.110 dolar AS (Rp (108 miliar)
- Deutsche Bank AG - 6.821.059 dolar AS (Rp106 miliar)
- PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk - 4.970.936 dolar AS (Rp76 miliar)
- PT Bank Danamon Indonesia Tbk - 4.519.559 dolar AS (Rp70 miliar)
- PT Bank SBI Indonesia - 4.380.982 dolar AS (Rp67 miliar)
- MUFG Bank, Ltd. - 23.777.834 dolar AS (Rp371 miliar).