Kaleidoskop 2024: Gejolak Rupiah Sempat Nyaris Sentuh Rp16.500 per Dolar AS

Kaleidoskop 2024: Gejolak Rupiah Sempat Nyaris Sentuh Rp16.500 per Dolar AS

Ekonomi | inews | Jum'at, 27 Desember 2024 - 05:30
share

JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dolar AS sepanjang 2024 terus bergejolak. Tercatat, pada Senin (23/12/2024) rupiah ditutup menguat 25 poin atau 0,15 persen di level Rp16.196,5 per dolar AS setelah sebelumnya menguat di level Rp16.221 pada pekan lalu.

Meski begitu, perjalanan kurs rupiah selama hampir setahun melalui jatuh bangun. Bahkan, nyaris menyentuh angka Rp16.500 pada 21 Juni 2024 lalu. Nilai tukar rupiah sempat berada di angka Rp16.450 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan dolar AS kala itu dipengaruhi penjualan ritel bulan Mei yang dirilis minggu itu dan pasar tenaga kerja yang tampaknya melemah. Selain itu, jumlah orang Amerika Serikat (AS) yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pada minggu lalu, namun masih lebih besar dari perkiraan.

"Berdasarkan data yang dirilis pada hari Kamis, menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun terjadi penurunan secara bertahap. Data AS yang lemah baru-baru ini memperkuat spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve sebanyak dua kali pada akhir tahun ini," kata Ibrahim dalam risetnya kala itu dikutip Jumat (27/12/2024).

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat itu juga mengaku telah memantau pergerakan kurs rupiah. Bahkan, ia mengakui adanya pelemahan dan hal itu dinilai wajar karena dialami oleh banyak negara.

“Kami membahas isu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dengan kondisi perekonomian Amerika yang membaik dan mata uang dolar AS yang semakin menguat, hampir seluruh mata uang negara di dunia lainnya mengalami depresiasi, tak terkecuali rupiah,” ucapnya dikutip iNews.id.

Lebih lanjut, ia mengatakan akan terus memantau kondisi ekonomi dunia demi menjaga nilai tukar rupiah. Serta, pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

“Pemerintah akan terus memantau pergerakan situasi global terkini, khususnya terkait isu nilai tukar rupiah ini. Kami juga akan terus mewaspadai berbagai risiko yang timbul sehingga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa kita jaga,” ujar dia.

Tak berselang lama, rupiah terus menunjukkan keperkasaannya dan kembali ke level 15.893 pada Kamis (8/8/2024). Rupiah tercatat menguat menguat 141,5 poin atau 0,88 persen dari sebelumnya dibuka pada level Rp16.013 per dolar AS.

Menurut Ibrahim Assuaibi, pelemahan dolar AS kali ini dipengaruhi investor yang sedang gundah gulana melirik prospek perekonomian Amerika Serikat, seperti tingkat pengangguran yang masih tinggi, juga inflasi yang belum kunjung mereda, sampai ada kekhawatiran bahwa ekonomi AS terancam resesi. 

"Investor pun mengharapkan Federal Reserve atau The Fed untuk segera menurunkan suku bunga acuan," kata Ibrahim.

Investor, kata dia, meningkatkan posisinya pada potensi The Fed untuk menurunkan suku bunga setelah pertemuan Bank Sentral AS tersebut secara mendadak pada Rabu pekan lalu. Pada pertemuan tersebut, Gubernur The Fed Jerome Powell mengisyaratkan penurunan suku bunga pada September 2024 dapat terjadi. 

Tak cuma itu, rupiah juga kembali menguat ke level Rp15.102 per dolar AS pada Rabu (25/9/2024) dari sebelumnya di Rp15.187 per dolar AS. Menurut Ibrahim, indeks dolar AS kembali melemah dipengaruhi sejumlah pejabat The Fed akan memberikan isyarat lebih lanjut tentang suku bunga pada minggu ini, terutama pidato Ketua Jerome Powell pada hari Kamis.

"Data indeks harga PCE, pengukur inflasi pilihan Fed, akan dirilis pada hari Jumat dan juga diharapkan menjadi faktor dalam rencana bank sentral untuk suku bunga," ujarnya Ibrahim dalam risetnya, Rabu (25/9/2024).

Sementara itu, dalam asumsi dasar ekonomi makro pada APBN 2024, pemerintah dan DPR RI menyepakati nilai tukar rupiah sebesar Rp15.000 per dolar AS. Angka itu meleset jauh dari proyeksi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Topik Menarik