Harga Emas Cetak Rekor Baru Usai AS Perketat Tarif

Harga Emas Cetak Rekor Baru Usai AS Perketat Tarif

Ekonomi | idxchannel | Kamis, 3 April 2025 - 02:40
share

IDXChannel - Harga emas mencetak rekor tertinggi baru pada Kamis (3/4/2025), seiring lonjakan permintaan aset safe haven setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif yang lebih agresif dari perkiraan terhadap sejumlah mitra dagang utama.

Langkah ini memperluas ketegangan dalam perang dagang global dan mengguncang pasar.

Hingga pukul 09.07 WIB, emas spot (XAU/USD) naik 0,56 persen menjadi USD3.151,67 per per troy ons, setelah di sesi awal menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di USD3.167,83 per troy ons.

Trump pada Rabu menyatakan akan memberlakukan tarif dasar 10 persen untuk semua impor ke AS, serta tarif lebih tinggi bagi puluhan negara lain, termasuk beberapa mitra dagang terbesar AS.

Kebijakan ini semakin memperuncing perang dagang yang telah mengguncang pasar global dan membuat sekutu AS kebingungan.

Pemerintahan Trump juga mengonfirmasi, tarif 25 persen untuk impor mobil dan truk secara global akan mulai berlaku pada 3 April, diikuti oleh tarif untuk suku cadang otomotif pada 3 Mei.

Analis menilai, kekhawatiran terhadap resesi AS dan perlambatan ekonomi global mendorong investor beralih ke emas, yang berpotensi terus mengerek harga.

"Prospek pelemahan ekonomi AS akibat tarif yang lebih tinggi telah meningkatkan ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed sebelum akhir tahun," kata analis Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar, dikutip Dow Jones Newswires.

Menurutnya, pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 85–90 basis poin pada akhir tahun, naik dari 75–80 basis poin pada Rabu.

"Harga emas berjangka (futures) kemungkinan terus naik jika pasar semakin memperhitungkan pemangkasan suku bunga The Fed," ujar Dhar.

Sepanjang 2025, emas telah melonjak lebih dari 19 persen, didorong oleh ketidakpastian terkait tarif, potensi pemangkasan suku bunga, ketegangan geopolitik, dan aksi beli bank sentral.

Sementara itu, data menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja sektor swasta AS meningkat lebih tinggi dari perkiraan pada Maret. Namun, para ekonom tetap menilai pasar tenaga kerja tengah melambat di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif.

Pasar kini menantikan laporan ketenagakerjaan AS (non-farm payrolls/NFP) yang akan dirilis Jumat untuk mencari petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). (Aldo Fernando)

Topik Menarik