BI Komitmen Jaga Kestabilan Rupiah usai Penerapan Tarif Resiprokal AS

BI Komitmen Jaga Kestabilan Rupiah usai Penerapan Tarif Resiprokal AS

Ekonomi | inews | Sabtu, 5 April 2025 - 14:29
share

JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) berkomitmen menjaga kestabilan nilai tukar rupiah setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan penerapan tarif resiprokal kepada puluhan negara yang merupakan mitra dagang. Dalam hal ini, Indonesia dikenai tarif 32 persen.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso menuturkan, upaya bank sentral untuk menjaga nilai tukar rupiah terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention (intervensi di pasar valas pada transaksi spot dan DNDF, serta SBN di pasar sekunder).

"Dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha serta menjaga keyakinan pelaku pasar," ujar Ramdan dalam keterangannya, Sabtu  (5/4/2025).

Dia menambahkan, BI terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan juga domestik. Setelah pengumuman tarif oleh AS dan kemudian disusul oleh pengumuman retaliasi tarif oleh China pada 4 April 2025, bank sentral menilai pasar bergerak dinamis.

“Di mana pasar saham global mengalami pelemahan dan yield US Treasury mengalami penurunan hingga jatuh ke level terendah sejak Oktober 2024,” kata Ramdan.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto bersama pemimpin empat negara anggota ASEAN lainnya berkomunikasi untuk membahas respons terhadap kebijakan tarif resiprokal atau timbal balik dari AS yang diumumkan oleh Trump.

Dalam menghadapi hal tersebut, Prabowo melakukan telewicara dan bertukar pandangan dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong.

Di samping itu, pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang akan digelar pada Minggu depan akan menindaklanjuti pembicaraan terkait solusi terbaik menghadapi penerapan tarif resiprokal AS tersebut. 

Topik Menarik