Harga CPO Anjlok Lebih dari 1 Persen, Momentum Bearish Berlanjut
IDXChannel - Harga minyak sawit berjangka Malaysia turun pada Senin (7/4/2025), mencatat pelemahan tiga hari berturut-turut. Ketegangan dagang global memicu kekhawatiran resesi dan perlambatan ekonomi, yang berpotensi menekan permintaan.
Berdasarkan data pasar, hingga pukul 13.41 WIB, kontrak berjangka (futures) minyak CPO di Bursa Malaysia Derivatives merosot 1,34 persen ke level MYR4.271 per ton.
Pasar juga bersikap hati-hati menjelang rilis data bulanan dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) pekan ini.
Reuters memperkirakan stok minyak sawit Malaysia pada Maret naik untuk pertama kalinya dalam enam bulan, dengan produksi melonjak 10,3 persen menjadi 1,31 juta ton.
Selain itu, kembalinya pekerja ke perkebunan setelah libur Idulfitri turut menambah kekhawatiran terhadap peningkatan produksi.
Di pasar energi, harga minyak mentah turun hampir 2 persen akibat ketegangan dagang AS-China, memperkuat kekhawatiran resesi.
Sementara itu, impor minyak sawit India pada Maret naik 13,2 persen dibanding bulan sebelumnya, tetapi tetap di bawah rata-rata selama empat bulan berturut-turut karena harga yang lebih tinggi dibanding minyak kedelai membuat importir beralih ke alternatif lain.
Meski demikian, penurunan harga minyak sawit masih terbatas setelah survei kargo memperkirakan ekspor minyak sawit Malaysia naik antara 0,4 persen hingga 3,92 persen pada Maret.
Proyeksi Pekan Ini
Trader minyak sawit David Ng mengatakan, futures CPO diperkirakan bergerak dengan bias bearish, seiring aksi jual di pasar komoditas global.
Ia menambahkan, pengumuman tarif AS dan melemahnya harga minyak kedelai juga akan memberikan tekanan terhadap harga minyak sawit pekan depan.
"Permintaan yang lebih rendah dari pasar AS, ditambah dengan pelemahan musiman dari India dan China, akan membebani sentimen," ujarnya.
"Kami memperkirakan harga akan bergerak dalam kisaran MYR4.100 hingga MYR4.400 per ton," kata Ng kepada Bernama.
Sementara itu, trader senior minyak sawit dari Interband Group of Companies, Jim Teh, memproyeksikan harga CPO akan berada di kisaran MYR3.800 hingga MYR3.900 per ton, karena pasar tetap berhati-hati terhadap pengumuman tarif AS.
Namun, ia mencatat bahwa stok fisik CPO masih dalam kondisi sehat tanpa adanya laporan kekurangan pasokan.
"Kami menantikan laporan posisi stok dari MPOB untuk kinerja industri Maret 2025, yang akan dirilis pada 10 April 2025," ujar Teh. (Aldo Fernando)