Pendapatan Naik, Laba PTBA Turun 16 Jadi Rp5,10 Triliun Sepanjang 2024

Pendapatan Naik, Laba PTBA Turun 16 Jadi Rp5,10 Triliun Sepanjang 2024

Ekonomi | okezone | Rabu, 9 April 2025 - 03:42
share

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan laba bersih Rp5,10 triliun sepanjang tahun 2024. Angka itu turun 16,41 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp6,10 triliun.

Di sisi lain, pendapatan perseroan tercatat naik 11,10 persen menjadi Rp42,76 triliun, dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp38,48 triliun. Kenaikan pendapatan utamanya ditopang oleh penjualan ekspor yang mencapai 20,26 juta ton atau naik 30 persen secara tahunan. 

Penjualan domestik juga meningkat 6 persen secara tahunan menjadi 22,64 juta ton. Sehingga, total penjualan pada 2024 mencapai 42,89 juta ton atau tumbuh 16 persen secara tahunan. 

“Penjualan batu bara PTBA didominasi oleh pasar domestik. Namun secara bauran, porsi ekspor semakin meningkat. Saat ini, porsi pasar domestik sebesar 53 persen dan ekspor 47 persen,” terang Sekretaris Perusahaan PTBA, Niko Chandra dalam siaran pers, Jakarta, Rabu (9/4/2025).

1. Belanja Modal PTBA

Di samping itu, pada tahun lalu PTBA telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp2,35 triliun sepanjang 2024, meningkat 17 persen secara tahunan. Belanja modal ini dialokasikan untuk pengembangan bisnis, di antaranya pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim - Keramasan.

“Kinerja baik dapat dicapai meski terdapat berbagai tantangan, di antaranya koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar,” ujar Niko.

 

2. Harga Batu Bara

Niko menjelaskan, rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi 12 persen secara tahunan dari USD84,76 per ton pada 2023 menjadi USD74,19 per ton di 2024. Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 22 persen secara tahunan menjadi USD134,85 per ton pada 2024, dari USD172,79 per ton pada 2023. 

“Oleh karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik,” imbuh Niko.

Lebih lanjut, perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal. Cost leadership tersebut tergambar dari pengendalian nisbah kupas (stripping ratio) yang pada 2024 sebesar 6,23x. Nisbah kupas tersebut masih di bawah target 2024 yang mencapai 6,44x

Topik Menarik