BHR Ojol Cuma Rp50.000, Grab: Sesuai Arahan Presiden
JAKARTA - Grab buka suara terkait keluhan mitra pengemudi mengenai nominal Bonus Hari Raya (BHR) yang dinilai terlalu kecil.
Menurut Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy apa yang dilakukan pihaknya sebenarnya sudah sesuai dengan imbauan Presiden Prabowo Subianto, yaitu mempertimbangkan keaktifan dan produktivitas para mitra pengemudi.
"Yang saya ingin tekankan di sini adalah sebetulnya yang telah kami lakukan sudah sesuai dengan apa yang diimbau oleh Presiden, karena yang diberikan adalah namanya Bonus Hari Raya, dengan mempertimbangkan keaktifan mitra," jelasnya saat dijumpai usai rapat evaluasi dengan Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer, Kamis (10/4/2025).
1. Sesuai dengan Arahan Presiden
Dia juga mengklaim bahwa pemberian Bonus Hari Raya (BHR) sudah sesuai dengan imbauan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, besaran BHR yang diberikan sudah tepat dengan mempertimbangkan keaktifan dan produktivitas para mitra pengemudi.
"Sebetulnya yang kami lakukan itu sudah sesuai dengan apa yang dibimbau oleh presiden karena yang diberikan adalah namanya Bonus Hari Raya, dengan mempertimbangkan keaktifan mitra. Paling produktif dan yang paling aktif itu kami berikan BHR sejumlah Rp1,6 juta untuk roda 4 dan Rp850.000 untuk pengemudi ojol roda 2," kata Tirza.
"Di luar kategori tersebut sebetulnya arahannya adalah sesuai kemampuan finansial masing-masing perusahaan aplikasi. Jadi yang kami lakukan sebetulnya dengan nominal sisanya itu adalah berdasarkan semangat berbagi saja. Supaya lebih banyak mitra pengemudi yang bisa dapet ya," lanjutnya.
2. Penentuan BHR
Tirza menyampaikan bahwa penentuan BHR berdasarkan pada keaktifan mitra didasari pada seberapa lama mereka menarik order, konsistensi kerja, dan umpan balik dari pelanggan. Ia menjelaskan bahwa tidak mungkin semua mitra pengemudi yang terdaftar menerima BHR karena keterbatasan finansial, dan demi keadilan, penghargaan diberikan kepada yang aktif dan berkontribusi nyata.
"Yang gak dapat itu macem-macem, ada yang sudah terdaftar tapi tidak pernah narik. Tapi semangatnya adalah lagi-lagi mereka yang memang memberikan pelayanan yang mumpuni kepada para pengguna itu bisa dapet sesuai dengan arahan presiden yaitu keaktifan mitra pengemudi. Evaluasi masih kami lakukan. Prinsipnya jelas, apresiasi diberikan kepada mereka yang betul-betul memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tutupnya.
3. Wamenaker Marah soal BHR
Sebelumnya, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer alias Noel mengaku marah lantaran banyak pengemudi ojol dan kurir hanya memperoleh bonus yang kecil, yakni sebesar Rp50.000. Ia bahkan sampai menggelar rapat evaluasi dengan para aplikator di antaranya Gojek, Grab, Lalamove, Shopee, hingga JNE.
“Ada situasi yang membuat saya marah ya karena ada hal yang membuat kita tersinggung, terkait kawan-kawan ada yang tidak dapat BHR, ada yang cuma dapat Rp50.000 BHR-nya,” ujar Noel.
Noel juga mempertanyakan kriteria yang ditetapkan para aplikator, karena sekalipun perusahaan transportasi dan kurir berbasis aplikasi memberikan penjelasan soal kriteria penerima BHR, dirinya mengaku mengantongi beberapa data yang berasal dari pengemudi ojol dan kurir. Dari situ, Kemnaker meminta aplikator mengevaluasi kriteria penerima BHR secara menyeluruh