Status Driver Ojol dari Mitra Jadi Karyawan? Ini Kata Grab

Status Driver Ojol dari Mitra Jadi Karyawan? Ini Kata Grab

Ekonomi | okezone | Jum'at, 11 April 2025 - 04:18
share

JAKARTA - Mitra driver ojek online (ojol) menuntut agar statusnya dinaikan menjadi karyawan. Menanggapi hal tersebut, Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy buka suara.

Tirza mengungkapkan, pengangkatan mitra driver menjadi karyawan justru akan menghilangkan peran ojek online sebagai bantalan sosial. Di sisi lain, menurutnya juga akan ada dua hal besar yang bakal terjadi.

1. Status Driver

Pertama disampaikan Tirza, jumlah driver akan terbatas karena perusahaan harus menetapkan kuota dan menyesuaikan dengan kemampuan finansial. Dengan begitu dapat mengurangi kesempatan orang untuk memperoleh penghasilan.

"Kalau pinjam istilah ekonomi, barrier to entry-nya itu jadi tinggi. Sehingga yang bisa masuk ke platform seperti Grab itu jadinya gak semua orang, hanya orang-orang terpilih yang bisa," jelas Tirza, Jumat (11/4/2025).

"Sama seperti kerja di perusahaan, pastikan ada seleksinya. Kalau ini terjadi, maka sebenarnya sangat disayangkan karena fungsinya sebagai bantalan sosial. Jadi mungkin yang belum dapat kerjaan, gak bisa narik lagi di Grab," lanjutnya.

 

2. Dampak ke UMKM

Selain itu, perubahan status mitra menjadi karyawan juga dinilai Tirza juga akan berdampak pada pelaku UMKM. Tirza menjelaskan bahwa lebih dari 90 merchant yang tergabung dalam layanan GrabFood dan GrabMart adalah UMKM.

Jika jumlah driver menyusut akibat adanya pembatasan kuota serta seleksi yang ketat, maka kemampuan UMKM untuk dapat melayani pesanan pun akan berkurang, yang pada akhirnya juga berpengaruh pada performa bisnis mereka.

"Bisa kebayang ya kalau mitra pengemudi yang tadinya banyak sekali, kemudian menyusut karena tadi jadi karyawan, maka kemampuan mitra pengemudi untuk melayani pesanan dari UMKM ini juga pasti akan menyusut ya," ucap Tirza.

"Dan Kalau karyawan, itu kan pasti ada misalnya jam kerja. Nanti kalau di luar itu tidak bisa melayani lagi. Jadi dampaknya itu bukan hanya ke mitra pengemudi, tapi juga ke ratusan ribu sampai jutaan UMKM di Indonesia," terangnya.

Topik Menarik