Bursa Asia Menguat, Sektor Otomotif Diuntungkan Isyarat Pelonggaran Tarif AS
IDXChannel – Bursa saham Asia naik pada Selasa (15/4/2025), didorong kenaikan saham perusahaan otomotif setelah Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan kemungkinan pemberian pengecualian terhadap tarif sektor otomotif yang telah diberlakukan.
Pada pukul 09.44 WIB, indeks Nikkei Jepang naik 0,85 persen. Saham perusahaan otomotif seperti Toyota dan produsen suku cadang Denso menjadi pendorong utama penguatan indeks tersebut.
Namun, kenaikan terbatas karena ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan Trump dan sikapnya yang kerap berubah-ubah terkait tarif masih membayangi pasar serta prospek ekonomi global.
Indeks Topix Jepang juga terkerek, yakni sebesar 1,11 persen.
Selain pasar Jepang, KOSPI Korea Selatan juga mendaki 0,77 persen, ASX 200 Australia tumbuh 0,53 persen, dan STI Singapura bertambah 1,54 persen.
Di China, indeks blue-chip CSI300 dan Shanghai Composite sama-sama melemah lebih dari 0,3 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong juga berbalik arah setelah sempat menguat di awal perdagangan dan merosot 0,02 persen.
Obligasi pemerintah AS stabil setelah pulih semalam menyusul aksi jual besar-besaran pekan lalu. Sementara itu, dolar AS terus kehilangan daya tarik di mata investor.
Trump pada Senin menyatakan sedang mempertimbangkan perubahan terhadap tarif 25 persen atas impor mobil dan suku cadang otomotif dari Meksiko, Kanada, dan negara lain.
Tarif tersebut berpotensi menaikkan harga mobil hingga ribuan dolar AS. Trump mengatakan, “Produsen mobil butuh sedikit waktu karena mereka akan memproduksinya di sini.”
Pernyataan itu muncul setelah pada Jumat lalu pemerintah AS memutuskan mengecualikan smartphone, komputer, dan beberapa barang elektronik lainnya dari tarif "resiprokal" yang digagas Trump.
Namun, pemerintahannya kemudian memperkuat penyelidikan atas impor semikonduktor setelah Trump mengatakan akan mengumumkan tarif atas barang tersebut dalam waktu sepekan.
"Ketika kita mulai melihat beberapa sektor mendapatkan pengecualian, pasar mulai berpikir bahwa tarif ini tidak akan diberlakukan secara menyeluruh dan bisa saja ada keringanan," kata Illiana Jain, ekonom dari Westpac.
Investor menyambut baik kabar positif tersebut setelah aksi jual besar pekan lalu dan mendorong indeks saham menguat tipis. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen.
Sementara itu, kontrak berjangka bursa saham AS bergerak fluktuatif antara penguatan dan pelemahan sebelum akhirnya diperdagangkan di zona merah. Nasdaq futures dan S&P 500 futures masing-masing turun mendekati 0,2 persen.
Di Eropa, futures indeks EUROSTOXX 50 melemah 0,14 persen, sedangkan futures FTSE menguat 0,25 persen.
Pekan ini investor akan mencermati laporan keuangan dari sejumlah bank besar seperti Bank of America dan Citigroup. Laporan keuangan dari produsen chip TSMC yang dijadwalkan rilis akhir pekan ini juga menjadi perhatian utama.
"Di satu sisi, ketidakpastian dan pergeseran tatanan perdagangan global menciptakan tekanan inflasi dan mengindikasikan perlambatan pertumbuhan," kata head of flow strategy and solutions for Asia Pacific di Societe Generale, Bharat Sachanandani.
"Pasar aset menunjukkan bahwa harga yang lebih tinggi bagi konsumen AS akan dibalas dengan penurunan permintaan, dan kemungkinan terjadinya resesi semakin meningkat," ujarnya. (Aldo Fernando)