Danantara Mau Selamatkan Krakatau Steel (KRAS), Ini Dampaknya
JAKARTA - Ekonom Senior dan Associate Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto menilai positif upaya penyehatan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) oleh BPI Danantara. Menurutnya, dengan kondisi yang semakin sehat, maka kinerja dan daya saing BUMN tersebut akan semakin meningkat.
”Melalui penyehatan oleh Danantara, tingkat competitiveness KS (Krakatau Steel) lebih bagus. Kemudian produksi atau kapasitas produksi lebih bagus. Akibatnya nanti skala ekonomi juga lebih baik, sehingga harga jual produk-produk KS menjadi kompetitif,” kata Ryan di Jakarta, Senin (24/11/2025).
Peningkatan daya saing, lanjut Ryan, juga meningkatkan penjualan BUMN tersebut. Tidak hanya korporasi swasta ketika membangun konstruksi. Selain itu, juga membuka peluang BUMN-BUMN lain untuk berlomba-lomba memesan baja dari KS.
Hanya saja Ryan berpesan, agar KS lebih memperbanyak varian produknya. Tujuannya, agar bisa memenuhi permintaan yang lebih beragam. Beragamnya varian ini, jelas Ryan, juga bisa menjadi cara untuk bersaing dengan baja impor dari China.
Karena itulah, Ryan mendukung upaya penyehatan KS oleh BPI Danantara. Sebagai superholding sekaligus mitra strategis, Danantara memang perlu memberi dukungan finansial terhadap BUMN-BUMN strategis seperti Telkom, PLN, Pertamina, dan KS. Upaya ini penting, karena Danantara memang mengarahkan BUMN-BUMN dalam konteks pengembangan bisnis.
”Strategi pengembangan bisnis itu berada di domain Danantara. Sedangkan BP BUMN mengatur mengenai regulasinya,” jelas Ryan.
”Dan menurut saya dukungan tersebut lebih tepat disebut sebagai penyertaan dibandingkan pinjaman. Yakni, penyertaan sejumlah anggaran yang dibutuhkan entah kepada KS, atau yang lain, yang membutuhkan,” lanjutnya.
Penyertaan itu sendiri, jelas Ryan, merupakan upaya untuk menyehatkan kinerja keuangan KS. Tentu saja melalui term of condition atau persyaratan-persyaratan yang harus dipatuhi KS. Selain itu, dalam pelaksanaannya, KS harus benar-benar menggunakan sesuai tata kelola yang baik atau GCG.
”Jadi ada do dan don not yang harus dipatuhi. KS harus nurut, tegak lurus terhadap arahan Danantara. Ini penting,” tegas Ryan.
Sebelumnya, Krakatau Steel memang meminta bantuan Danantara untuk menginjeksi modal USD500 juta atau sekitar Rp8,3 triliun. Sementara, Danantara juga memastikan pembenahan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) akan terus berjalan guna memperkuat posisi perusahaan sebagai produsen baja nasional yang kompetitif.
Managing Director Stakeholder Management and Communications Danantara Rohan Hafas ketika itu menyatakan bahwa pembenahan di tubuh Krakatau Steel perlu dilakukan secara menyeluruh guna meningkatkan kinerja operasional, sekaligus menciptakan profitabilitas yang berkelanjutan bagi perseroan.









