Apa Itu Parasocial Relationship? Istilah yang Sering Diucapkan Gen Z

Apa Itu Parasocial Relationship? Istilah yang Sering Diucapkan Gen Z

Gaya Hidup | sindonews | Kamis, 24 Oktober 2024 - 21:21
share

Istilah parasocial relationship sering disebut oleh anak muda masa kini alias gen Z. Bahkan istilah tersebut kerap dijadikan candaan di tengah obrolan mereka.

Lantas, sebenarnya apa sih parasocial relationship itu? Dan kenapa anak muda sering membahas hal tersebut?

Parasocial relationship atau dalam bahasa Indonesia berarti hubungan parasosial adalah hubungan satu arah yang dijalin pengguna media dengan tokoh yang ada dalam suatu media. Contohnya adalah selebritas semisal idol K-pop, karakter fiksi dalam film kesukaan, tiktokers, karakter anime atau manga, dan tokoh lainnya yang mereka temui melalui media seperti film, kartun, social media, maupun yang lainnya.

Hubungan ini dimulai ketika seseorang bertemu dan mengenal tokoh media. Interaksi parasosial awal bisa terjadi saat melihat orang tersebut di acara TV atau film, mengikuti mereka di media sosial, atau bahkan berinteraksi dengan mereka secara online atau langsung.

Jika tokoh tersebut memberikan kesan yang membuat individu memikirkan mereka di luar interaksi tersebut, interaksi parasosial bisa berkembang menjadi hubungan parasosial alias parasocial relationship. Kalau dipikir-pikir, tahap ini mirip dengan ketika kita menyukai seseorang yang nyata.

Hubungan parasosial bisa semakin kuat melalui interaksi parasosial yang lebih lanjut, dan terkadang berkembang menjadi keterikatan parasosial.

Dikutip dari laman Very Well Mind, Cynthia Vinney, seorang ahli di bidang psikologi, mengatakan bahwa parasocial relationship terbagi menjadi dua jenis, yakni interaksi parasosial dan keterikatan parasosial.

Interaksi parasosial didefinisikan sebagai bentuk "tukar pikiran" antara pengguna media dan tokoh media yang dimaksud. Interaksi parasosial terjadi hanya saat berinteraksi dengan tokoh melalui media dan secara psikologis mirip dengan interaksi tatap muka di kehidupan nyata.

Misalnya, bila kamu merasa seperti bagian dari klub voli Karasuno ketika menonton Haikyu!! menghabiskan waktu untuk latihan di SMA Karasuno, maka kamu sedang mengalami interaksi parasosial. Kamu terus memikirkan Hinata, Kageyama, Tsukishima, dan Sugawara serta anggota klub lainnya. Bahkan merujuk ke perilaku mereka seolah-olah mereka adalah orang yang kamu kenal di dunia nyata. Itu berarti kamu telah membentuk hubungan parasosial dengan karakter tersebut.

Jenis parasocial relationship yang kedua adalah keterikatan parasosial. Konsep koneksi parasosial telah diperluas oleh psikolog media Gayle Stever menjadi keterikatan parasosial.

Berdasarkan teori keterikatan dari Bowlby, yang menggambarkan ikatan mendalam yang terbentuk antara pengasuh dan anak yang diasuh serta antara pasangan romantis, keterikatan parasosial terjadi ketika seorang tokoh media menjadi sumber kenyamanan, rasa aman, dan tempat berlindung bagi seseorang.

Keterikatan parasosial berfungsi mirip dengan keterikatan dalam kehidupan nyata, dan oleh karena itu, komponen penting dari keterikatan parasosial adalah pencarian kedekatan dengan tokoh media.

Namun, alih-alih interaksi langsung, kedekatan dalam keterikatan parasosial dicapai melalui cara yang dimediasi, seperti menonton dan mengulang karakter fiksi tertentu dalam film atau anime, membaca manga, atau melalui fangirling serta fanboying idol kesukaan.

Kesimpulannya adalah, parasocial relationship merupakan interaksi satu arah yang muncul antara pengguna media dan tokoh media, yang kemudian berkembang menjadi keterikatan emosional yang mendalam.

Apakah orang di sekitarmu atau bahkan kamu sendiri merasa memiliki parasocial relationship dengan tokoh media tertentu? MG/Biandka Michelle Syawaleva

Topik Menarik