Cara Membayar Sholat yang Tertinggal, Muslim Wajib Tahu
JAKARTA, iNews.id - Cara membayar sholat yang tertinggal sangat penting dipahami oleh setiap muslim agar dapat menunaikan kewajibannya dengan benar.
Dalam beberapa kondisi, seseorang mungkin melewatkan sholat wajib, baik karena tidak sengaja, seperti lupa atau ketiduran, maupun dengan sengaja.
Bagi yang terlewat tanpa disengaja, ulama sepakat bahwa ia harus segera mengqadha sholat begitu ingat.
Namun, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang hukum qadha bagi mereka yang meninggalkan sholat dengan sengaja.
Berikut ini akan dijelaskan tata cara dan panduan praktis dalam membayar sholat yang tertinggal, termasuk kapan dan bagaimana sholat qadha dilaksanakan, dilansir iNews.id dari laman muslim:
Cara Membayar Sholat yang Tertinggal
Hukum Qadha Sholat yang Terlewat
Qadha sholat adalah melaksanakan sholat di luar waktunya sebagai pengganti sholat yang tidak dikerjakan tepat waktu. Apakah qadha sholat wajib dilakukan? Para ulama membedakan hukumnya dalam dua kondisi:
Tidak Sengaja Meninggalkan Sholat
Dalam kasus meninggalkan sholat tanpa sengaja, misalnya karena ketiduran, lupa, atau pingsan, para ulama sepakat bahwa qadha shalat tersebut wajib. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam:
"Barangsiapa yang terlewat shalat karena tidur atau lupa, maka hendaknya ia melaksanakannya saat ia ingat" (HR. Al-Bazzar 13/21, shahih).
1.Kesalahpahaman tentang Sholat Subuh yang Terlewat
Sebagian masyarakat awam beranggapan bahwa jika bangun kesiangan, sholat subuh tidak perlu dikerjakan karena waktunya sudah habis. Ini adalah pemahaman yang keliru!
2. Sengaja Meninggalkan Sholat
Para ulama berbeda pendapat mengenai orang yang sengaja meninggalkan shalat. Sebagian ulama menganggapnya keluar dari Islam, sementara yang lain tidak. Mereka juga berselisih apakah orang tersebut wajib mengqadha shalat atau tidak. Pendapat yang lebih kuat (rajih) menyatakan bahwa shalat tersebut tidak perlu diqadha. Imam Ibnu Hazm Al-Andalusi berpendapat:
"Adapun orang yang sengaja meninggalkan shalat hingga keluar dari waktunya, ia tidak akan bisa mengqadhanya. Maka hendaknya ia memperbanyak amalan kebaikan dan shalat sunnah agar memberatkan timbangan amalnya pada hari kiamat, serta bertaubat dan memohon ampun kepada Allah Azza wa Jalla" (Al-Muhalla, 2/10, Asy-Syamilah).
Beliau juga menegaskan:
: { } [: 4] { } [: 5] : { } [: 59]
"Bukti kebenaran pendapat kami adalah firman Allah Ta'ala: 'Celakalah orang yang shalat, yaitu yang lalai dalam shalatnya' (QS. Al-Ma'un: 4-5), dan firman-Nya: 'Kemudian datanglah generasi setelah mereka yang menyia-nyiakan shalat dan mengikuti hawa nafsu, mereka akan menemui kesesatan' (QS. Maryam: 59)."
Beliau melanjutkan, jika seseorang yang sengaja melalaikan shalat bisa mengqadhanya, ia tidak akan mendapat ancaman kecelakaan dan kesesatan tersebut. Selain itu, Allah telah menetapkan batas waktu tertentu bagi setiap shalat, dan tidak ada perbedaan antara shalat yang dikerjakan sebelum waktunya atau sesudahnya; keduanya sama-sama melanggar batas yang Allah tetapkan.
Allah berfirman:
{ } [: 1]
"Barangsiapa yang melampaui batasan Allah, sungguh ia telah menzalimi dirinya sendiri" (QS. Ath-Thalaq: 1).
Selain itu, kewajiban qadha harus berdasarkan ketetapan syariat melalui wahyu yang dibawa Rasulullah, bukan berdasarkan pendapat manusia.
Cara Mengqadha Sholat
Dari sisi waktu, qadha shalat harus dilakukan segera setelah seseorang teringat atau sadar. Tidak boleh ditunda. Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang tertidur hingga melewatkan shalat, maka hendaknya ia melaksanakannya saat ingat" (HR. Al-Bazzar 13/21, shahih).
Bagaimana Jika Sholat yang Terlewat Lebih dari Satu?
Apakah sholat tersebut harus diqadha sesuai dengan waktu aslinya (misalnya, sholat Zhuhur diqadha pada waktu Zhuhur)? Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjawab:
"Sholat yang terlewat dikerjakan sekaligus. Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam saat melewatkan sholat Ashar dalam Perang Khandaq, beliau mengqadhanya sebelum Maghrib. Demikian pula, setiap orang yang melewatkan sholat harus mengerjakannya sekaligus tanpa menunda."
Dalam hadits ini, Nabi menggunakan dhamir yang merujuk pada shalat yang terlewat. Ini menunjukkan bahwa sholat qadha harus sama dengan sholat aslinya, baik tata cara maupun sifatnya.
Jika seseorang melewatkan sholat Subuh karena tertidur, ia wajib mengqadhanya dengan melaksanakan shalat Subuh secara lengkap. Tidak perlu melafalkan niat khusus, karena niat adalah perbuatan hati. Jika melafalkan niat qadha itu diperlukan, Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam tentu sudah mengajarkannya kepada kita.
Ketika seseorang teringat bahwa ia telah melewatkan shalat atau baru bangun setelah waktu shalat habis, yang perlu dilakukan adalah:
Demikianlah penjelasan mengenai cara membayar sholat yang tertinggal. Semoga bermanfaat.