Hadits Arbain (1): Setiap Amal Tergantung Niat

Hadits Arbain (1): Setiap Amal Tergantung Niat

Gaya Hidup | bekasi.inews.id | Jum'at, 17 Januari 2025 - 08:30
share

BEKASI, iNewsBekasi.id- Dalam pembukaan hadis Arbain karya An-Nawawi, disebutkan sabda Nabi mengenai urgensi niat.

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوُلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ.

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, sedangkan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang diniatkannya. Maka, barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia yang ingin diraih atau wanita yang ingin dinikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia berhijrah kepadanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadits ini salah satu yang paling penting dalam Islam dan dikenal sebagai Hadits Niat. Hadits ini merupakan bagian dari dasar-dasar agama. Di samping itu, sebagai ungkapan Nabi yang ringkas dan komprehensif. Semua bab tentang hukum-hukum Islam, masuk dalam kategori hadits ini.

Secara garis besar, hadits ini membahas bahwa amal kebaikan tergantung pada niat pelakunya. Jika tujuannya ikhlas karena Allah dan Rasul-Nya, maka amalnya akan tertuju kepada Allah. Namun, jika amalnya hanya untuk menggapai urusan dunia, maka dia hanya mendapat yang dia cari.

Banyak dari kalangan ulama Hadits yang mengawali karyanya dengan hadits ini, seperti Imam Bukhari. Tujuannya, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Baá¹­á¹­al adalah sebagai komitmen bahwa beliau menulis kitab Shahih al-Bukhari itu niatnya hanya karena Allah.

Di samping itu, menjadi peringatan bagi setiap pembacanya agar berniat sebagaimana yang diniatkan oleh Imam Bukhari.

Makna Hadits: 

1. Inti Niat dalam Amal Perbuatan:
   Kalimat إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ (Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat) menunjukkan bahwa setiap perbuatan manusia dihitung berdasarkan niatnya. Amal tanpa niat tidak memiliki nilai di sisi Allah.
   
2. Hasil Sesuai dengan Niat:
   Kalimat وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى (Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan) menegaskan bahwa pahala atau konsekuensi amal bergantung pada tujuan di balik perbuatan tersebut.

3. Contoh Praktis Niat:
   Nabi memberikan dua contoh:
   
فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ 

(Barang siapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya).

وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

(Dan barang siapa hijrahnya karena dunia yang ingin ia capai atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan).

Pelajaran yang Dapat Diambil:

1. Keikhlasan adalah Kunci: Segala amal harus disertai niat ikhlas untuk mendapatkan ridha Allah. Jika niatnya tidak murni karena Allah, maka amal tersebut tidak memiliki nilai akhirat. Setiap amal yang tidak dilatari niat, maka tidak berkonsekuensi hukum. Setiap ibadah dipersyarati niat.

2. Motivasi Amal: Islam tidak hanya memandang perbuatan dari sisi lahiriah, tetapi juga dari niat dan motivasi yang melatarbelakanginya. Seorang hanya akan mendapatkan buah dari amal sesuai dengan yang diniatkan sejak awal.


3. Pentingnya Memperbaiki Niat: Setiap Muslim perlu senantiasa memperbarui dan memperbaiki niatnya agar amal perbuatannya bermanfaat di dunia dan akhirat. Wajib Ikhlas beramal hanya untuk Allah semata. Diharamkan beramal untuk kepentingan selain Allah (Syekh Abdurrahman, Al-Fawaa"id al-Mustanbathah min al-‘Arba’iin al-Nawawiyyah)

Hadits ini sering dijadikan pembuka dalam banyak kitab Islam karena urgensinya dalam meletakkan dasar keikhlasan dan perhatian terhadap batin dalam menjalani agama.

Sedangkan amalan praktis yang bisa dilakukan dalam sehari-hari berdasarkan hadits tersebut di antaranya:

1. Mendasari segenap aktivitas yang bernilai taqarrub dari mulai bangun tidur hingga tidur kembali dengan niat ikhlas karena Allah.
2. Mengevaluasi keikhlasan amal setiap hari.
3.Agar ibadah tak menjadi sekadar formalitas, maka niat perlu diperbarui dengan penuh kesadaran.
4. Meyakini bahwa amal akan bernilai dahsyat jika berbasis niat.
5. Membersihkan segenap niat dari motif duniawi.
 

Topik Menarik