Alasan Harus Mengganti Sikat Gigi setelah Sembuh dari Batuk dan Flu

Alasan Harus Mengganti Sikat Gigi setelah Sembuh dari Batuk dan Flu

Gaya Hidup | sindonews | Minggu, 6 April 2025 - 12:00
share

Banyak orang tak menyadari bahwa sikat gigi dapat menjadi sarang kuman, terutama setelah terserang penyakit seperti batuk, pilek, atau flu. Meski tampak bersih, bulu sikat gigi dapat menyimpan virus dan bakteri penyebab infeksi, yang berisiko menularkan penyakit kembali jika tidak segera diganti setelah masa sakit berakhir.

Menurut para pakar kesehatan, membilas sikat gigi dengan air tidak cukup untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme berbahaya. Virus seperti flu, rhinovirus, hingga bakteri Streptococcus diketahui mampu bertahan hidup di permukaan lembap selama berjam-jam hingga berhari-hari.

“Sikat gigi memang alat penting dalam menjaga kebersihan mulut, tapi juga bisa menjadi media pertumbuhan mikroba, terutama di lingkungan kamar mandi yang lembap,” ujar Dr. Kunal Sood, spesialis kedokteran gigi.

Dilansir dari Times of India, Minggu (6/4/2025), dalam unggahan di media sosial, ia menegaskan bahwa meski tampak bersih, sikat gigi bisa menampung berbagai mikroorganisme. Termasuk jamur dan bakteri yang membentuk biofilm.

Dr. Sood merekomendasikan agar masyarakat mengganti sikat gigi setiap tiga hingga empat bulan sekali, dan secara khusus menggantinya segera setelah sembuh dari infeksi pernapasan.

“Bulu sikat yang sudah usang tidak efektif dalam membersihkan gigi dan malah bisa meninggalkan lebih banyak plak. Mengganti sikat gigi secara teratur dapat membantu mencegah infeksi ulang dan menjaga kesehatan mulut secara keseluruhan,” jelasnya.

Mitos bahwa pasta gigi mampu membunuh semua kuman juga dibantah oleh penelitian. Meskipun mengandung bahan antibakteri, pasta gigi tidak cukup kuat untuk membersihkan seluruh mikroba yang menempel di sikat gigi. Kuman dari air liur dan sisa makanan dapat tetap bersarang pada bulu sikat.

Selain itu, cara menyimpan sikat gigi juga menjadi perhatian penting. Pakar menyarankan agar sikat gigi disimpan dalam posisi tegak dan terbuka agar bisa kering dengan sendirinya. Hindari menyimpannya dalam wadah tertutup atau bersama sikat gigi lain untuk menghindari pertumbuhan bakteri dan kontaminasi silang.

Untuk menjaga kebersihan sikat gigi selama masa pemakaian, disarankan untuk merendamnya secara berkala dalam obat kumur antibakteri, air panas, atau hidrogen peroksida. Beberapa orang juga menggunakan pembersih UV, meskipun cara paling efektif tetap dengan mengganti sikat gigi secara rutin.

Yang tak kalah penting, sikat gigi sebaiknya tidak dibagi pakai, bahkan dengan anggota keluarga sekalipun. “Sikat gigi bersifat pribadi dan tidak boleh digunakan bersama karena dapat menyebarkan virus dan bakteri,” tegas Dr. Sood.

Bagi pengguna sikat gigi elektrik, cukup mengganti kepala sikatnya setelah sembuh dari sakit. Dengan langkah ini, risiko infeksi ulang atau penularan kepada orang lain dapat diminimalkan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa kebersihan mulut berperan penting dalam kesehatan sistemik. Infeksi di rongga mulut bisa berkontribusi pada munculnya penyakit serius seperti jantung, diabetes, dan gangguan pernapasan.

Topik Menarik