Punya Gaji Besar Apakah Berarti Kaya Raya? Belum Tentu, Ini 3 Penyebabnya
IDXChannel—Punya gaji besar apakah berarti kaya? Gaji besar bukanlah penanda seseorang kaya raya, meskipun umumnya orang-orang yang kaya raya adalah orang yang memiliki penghasilan tahunan yang fantastis.
Gaji besar hanya menunjukkan bahwa seseorang memiliki penghasilan bulanan atau tahunan yang besar, tetapi nominal gaji yang diperoleh seseorang tidak mengindikasikan jumlah harta kekayaannya.
Tidak sedikit orang dengan gaji besar justru terus menerus kekurangan. Penyebabnya karena beberapa faktor. Antara lain pengelolaan keuangan yang buruk, minim literasi keuangan, dan memiliki banyak tanggungan finansial yang dipenuhi.
Sebaliknya, bisa saja orang kaya raya adalah orang dengan penghasilan menengah tetapi nilai kekayaannya terus berlipat ganda karena pandai mengelola uang dan memilih instrumen investasi yang tepat untuk dirinya.
Banyak orang yang bergaji besar akhirnya tetap kesulitan finansial selepas pensiun. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, antara lain:
1. Minim Literasi Keuangan
Sebanyak apa pun uang yang Anda miliki, jika tidak dikelola dengan baik lama kelamaan uang itu akan habis tanpa sisa. Untuk itulah masyarakat dianjurkan untuk membekali diri dengan literasi keuangan yang cukup.
Orang yang cerdas secara akademis belum tentu memiliki literasi keuangan yang baik. Sebaliknya, orang dengan literasi keuangan bisa saja adalah orang-orang dengan kemampuan akademis maupun karier yang biasa-biasa saja.
Literasi keuangan adalah pengetahuan dan wawasan terkait cara pengelolaan uang, informasi instrumen keuangan berikut fungsi dan manfaatnya, informasi instrumen investasi, profil risiko, dan sebagainya.
Dengan mengetahui bagaimana cara uang bekerja di pasar uang dan pasar modal, individu berpeluang untuk mengelola uangnya lebih bijak dan terhindari dari risiko salah mengambil keputusan finansial.
2. Gaji Naik, Gaya Hidup Naik
Peningkatan gaya hidup dan pengeluaran bulanan beriringan dengan besaran gaji yang Anda terima. Namun sekalipun gaji Anda fantastis, Anda tetap dianjurkan untuk mengendalikan batas gaya hidup.
Misalnya jika gaji Anda naik dari Rp15 juta ke Rp25 juta, maka sebaiknya pertahankan-lah gaya hidup di angka Rp10 juta. Sehingga masih tersisa banyak dana untuk dikelola sebagai dana darurat, dana pensiun, maupun modal investasi.
Seringkali orang sulit mengendalikan gaya hidup begitu gajinya naik. Sehingga dia terus menerus merasa kurang, dan terus menerus mengeluarkan uang untuk hal-hal yang sebenarnya bersifat tersier.
3. Perencanaan Keuangan Berantakan
Pengeluaran keuangan harus direncanakan dengan bijak dan secermat mungkin. Tidak hanya dalam rentang waktu bulanan, tetapi hingga tahunan dan jangka panjang jika perlu. Rencana jangka panjang membantu Anda untuk mengatur keuangan dan menggapai target.
Orang dengan gaji besar tanpa perencanaan keuangan yang jelas dan matang, berpeluang mengalokasikan uang pada pos-pos alokasi yang tidak tepat sasaran. Contoh sederhananya, memberikan pinjaman kepada orang lain tanpa berhati-hati.
Atau mengikuti hasrat untuk selalu mengikuti perkembangan tren. Baik tren barang ataupun event-event terkini. Perilaku FOMO sangat merugikan kondisi finansial seseorang dalam jangka panjang.
Perencanaan keuangan yang buruk juga mencakup ketidakmampuan menabung, atau menabung dengan cara yang salah. Misalnya dengan ‘menabung’ pada instrumen investasi yang berisiko tanpa pemahaman fundamental yang baik.
Itulah penjelasan singkat tentang punya gaji besar apakah berarti kaya raya.
(Nadya Kurnia)