Negara Pertama yang Melakukan Perang Dagang, Sejarah Singkat Trade War di Dunia
IDXChannel—Salah satu negara pertama yang melakukan perang dagang di dunia adalah Inggris. Kerajaan tersebut telah terlibat dalam perang dagang dengan bangsa-bangsa lain sejak abad ke-17.
Pada masa itu, perang dagang yang dilakukan bangsa-bangsa tidak sebatas saling berbalas tarif untuk melindungi kepentingan kerajaan dan negaranya, melainkan perang dengan angkatan bersenjata sekaligus.
Ada masa di mana bangsa-bangsa di dunia saling berperang satu sama lain karena masalah perdagangan: kepentingan yang terganggu; perebutan area strategis; persaingan perdagangan komoditas tertentu; sistem perdagangan yang tidak adil, dan sebab-sebab lain.
Negara Pertama yang Melakukan Perang Dagang, Sejarah Singkat Trade War di Dunia
Kerajaan Inggris pernah berperang dengan Belanda karena dalam perang Anglo-Dutch kedua pada 1665-1667. Pemicu peperangan kedua negara ini adalah perselisihan politik dan masalah perdagangan.
Belanda saat itu menguasai perdagangan di Asia melalui VOC. Sebelumnya perang kedua ini, Inggris dan Belanda pernah berperang. Namun perjanjian yang mengakhiri perdagangan tersebut gagal menyelesaikan masalah.
Saat itu Inggris keberatan dengan monopoli perdagangan yang dilakukan Belanda di Asia. Pemerintah Belanda berupaya untuk berdiplomasi demi mempertahankan posisi Belanda, tetapi Inggris tidak bersedia meneruskan sistem perdagangan yang tengah berlaku.
Pada masa itu banyak pedagang di London meminta pemerintah untuk meningkatkan proteksionisme untuk melindungi pasar domestik dari dominasi monopoli Belanda di Asia dan Afrika Barat.
Dari permasalahan monopoli perdagangan Belanda ini, Inggris dan Belanda terlibat dalam perang di laut selama bertahun-tahun. Selama perang berlangsung, beberapa rute kapal perdagangan terganggu karena peperangan ini.
Perang Anglo-Dutch kedua berakhir dengan perjanjian Breda pada 1667. Beberapa kesepakatan yang dihasilkan adalah Inggris diperbolehkan memiliki New Netherland (sekarang New York), sementara Belanda tetap mengontrol Pulau Run (Banda) dan titik-titik perdagangan lain di Afrika Barat.
Selain perang dengan Belanda, Inggris juga pernah berperang dengan China karena masalah perdagangan opium, di mana saat itu China mulai kewalahan dengan jumlah opium beredar dan jumlah pecandu di negaranya.
Perang itu berakhir dengan kemenangan Inggris, tetapi kekalahan China saat itu dianggap sebagai titik awal sejarah China modern.
Namun jauh sebelum Inggris dan negara-negara Eropa lainnya, perang gara-gara perdagangan bukanlah barang lama. Kerajaan Bizantium kuno juga pernah berperang dengan Bulgaria pada 894–896 SM lantaran pasar yang direlokasi.
Pada era modern, perang dagang tidak lagi berarti perang angkat senjata secara harafiah. Negara-negara tetap berseteru dalam perdagangan, berlomba-lomba untuk saling mendahului mencatatkan surplus, dan berperang lewat tarif impor ataupun ekspor.
Kebijakan Liberation Day yang dicanangkan Presiden AS Donald Trump adalah contoh nyata yang dapat dilihat belum lama ini. Tarif impor dipasang untuk melindungi pasar domestik, tetapi secara bersamaan juga merepotkan pengusaha domestik dan mitra dagangnya.
Saat negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat dan China melakukan perang dagang, negara-negara lain yang berdagang dengan kedua raksasa ini juga akan terpengaruh. Ada yang berpeluang meraup untung, tetapi ada juga yang berpeluang dirugikan.
Dalam perdagangan era modern, hambatan atau barrier dalam perdagangan global tidak hanya dipasang dalam bentuk tarif impor. Tiap negara memiliki beragam cara dan taktik untuk mengendalikan arus impor.
Sebagai contoh, bagi AS, kebijakan TKDN dan penerapan kuota impor di Indonesia dianggap sebagai salah satu hambatan perdagangan yang sengaja dipasang pemerintah untuk memproteksi pasar domestik.
Itulah penjelasan singkat tentang negara pertama yang melakukan perang dagang.
(Nadya Kurnia)