7 Fakta Azealia Banks yang Sebut Indonesia Tempat Sampah Dunia
Ada sederet fakta menarik tentang Azealia Banks, rapper asal Amerika yang menyebut Indonesia sebagai tempat sampah dunia dan menilai tingkat pencemarannya sama seperti India. Ia bahkan mengaku enggan mengonsumsi hasil laut dari kawasan tersebut karena khawatir dampaknya terhadap kesehatan.
Pernyataan kontroversial Azealia Banks ini dibagikan melalui akun X pribadinya, @azealiaslacewig. Setelah viral di media sosial, ia buka suara dan klarifikasi soal ucapannya, yang mana Azealia menegaskan bahwa dirinya menyatakan keprihatinan terhadap pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pengiriman sampah dari negara-negara maju ke Indonesia.
"Indonesia adalah tempat sampah dunia. Benci untuk mengatakannya seperti itu tetapi Indonesia adalah tempat yang tercemar seperti halnya India. Saya secara sadar tidak akan memakan apa pun yang ditangkap dari Samudra Hindia. Komplikasi kesehatan orang Indonesia karena dunia mengirimkan sampahnya ke sana akan menyebabkan tenaga kerja juga berkurang selama 200 tahun ke depan juga. Serius, Indonesia butuh bantuan besar," tulis Azealia.
"Ini bukan untuk menegur mereka (Indonesia). Ini untuk menegur dunia karena menggunakan mereka sebagai tempat sampah mereka. Apakah Anda tidak melihat tumpukan sampah di awal video Count Contessa? Itu direkam di Bali, itu jelas bukan sampah dari mereka, tetapi sampah yang benar-benar dikirim Eropa dan AS ke negara lain untuk 'ditangani'. Itu sangat menindas dan merupakan bentuk rasisme lingkungan yang besar," tulisnya pada unggahan lain.
Lantas siapa Azealia Banks? Berikut sederet fakta menariknya dilansir dari berbagai sumber, Selasa (15/4/2025).
7 Fakta Azealia Banks yang Sebut Indonesia Tempat Sampah Dunia
1. Korban Kekerasan Orang Tua
Azealia Amanda Banks lahir pada 31 Mei 1991 di Harlem, New York City, dari keluarga dengan latar belakang sulit. Ayahnya meninggal saat ia berusia 2 tahun, sementara ibunya dikenal melakukan kekerasan fisik dan verbal terhadap Azealia dan kedua saudara perempuannya.
2. Bakat Musik Sejak Kecil
Pada usia 14 tahun, ia memutuskan untuk tinggal bersama kakak perempuannya. Meski tumbuh dalam lingkungan tidak stabil, bakat musiknya mulai terlihat sejak dini. Azealia menandatangani kontrak dengan label XL Recordings pada usia 12 tahun, menjadikannya salah satu artis termuda yang menembus industri musik saat itu.
3. Kariernya Melesat
Kariernya melesat pada 2011 melalui single 212 yang meraih posisi ke-12 di tangga lagu Inggris. Kesuksesan ini diikuti mixtape Fantasea (2012) dan album studio perdananya Broke with Expensive Taste (2014) yang masuk Billboard 200 AS.
4. Terjun ke Dunia Akting dan Pengusaha
Azealia juga mendirikan label independen Chaos & Glory Recordings setelah mengalami konflik dengan beberapa label besar. Selain musik, ia merambah dunia akting melalui film Love Beats Rhymes (2017) dan bisnis produk perawatan kulit melalui situs CheapyXO.
5. Sering Berkonflik dengan Artis
Ini bukan pertama kalinya Azealia terlibat skandal. Pada 2015, ia disebut melakukan body shaming terhadap pesepakbola Zlatan Ibrahimovic dan menggunakan istilah homofobik. Azealia juga kerap berseteru dengan selebriti seperti Lana Del Rey, Cardi B, dan bahkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Selain itu pada 2020, ia menuduh label rekaman melakukan eksploitasi terhadap artis kulit hitam, meski kemudian dituding melakukan hal serupa kepada musisi independen.
6. Menyarankan Mengirim Sampah ke Mars
Azealia menyarankan agar para miliarder seperti Jeff Bezos dan Elon Musk lebih fokus pada solusi lingkungan. Seperti mengirim sampah ke Mars, daripada menghabiskan sumber daya untuk perjalanan luar angkasa. Ia menekankan bahwa kesehatan lingkungan di Bumi lebih penting daripada eksplorasi luar angkasa.
7. Mendapat Dukungan dari Warganet Indonesia
Pernyataan Azealia memicu berbagai reaksi dari netizen Indonesia. Beberapa mendukung kritiknya terhadap praktik pengiriman sampah internasional, sementara yang lain merasa tersinggung dengan cara penyampaiannya. Diskusi mengenai isu ini menjadi trending topik di berbagai platform media sosial.