5 Warisan Dokumenter RI Masuk Register Memory of the World UNESCO
JAKARTA - Dewan Eksekutif United Nations Educational Scientific Cultural Organization (UNESCO) telah menetapkan 74 nominasi register Memory of the World (MoW) periode 2024-2025 yang diusulkan oleh International Advisory Committee (IAC) MoW UNESCO dari total keseluruhan nominasi awal dari negara-negara anggota sejumlah 122 secara konsensus.
Indonesia berhasil meregistrasikan lima warisan dokumenter sebagai MoW dan menjadi negara dengan jumlah inskripsi terbanyak dalam siklus nominasi ini bersama dengan Perancis.
Kelima warisan dokumenter tersebut terdiri atas:
1. Arsip tarian Jawa: Tarian Khas Mangkunegaran periode 1861-1944, diusulkan Indonesia yaitu Pura Mangkunegaran dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang juga telah teregistrasi dalam program Memori Kolektif Bangsa ANRI tahun 2023.
2. Naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesia (SSKK) yang diajukan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
3. Karya-Karya Hamzah Fansuri yang diajukan bersama (joint nomination) oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Perpustakaan Negara Malaysia.
4. Surat-surat dan arsip Kartini yang diajukan bersama (joint nomination) oleh ANRI dengan National Archives of Netherlands dan Leiden University Library.
5. Lahirnya ASEAN: arsip pembentukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara periode 1967- 1976 yang diajukan bersama (joint nomination) oleh ANRI dengan National Archives of Malaysia, National Archives of Singapore, dan Thai Film Archives.
Arsip tarian Jawa: Tarian Khas Mangkunegaran periode 1861-1944 merupakan dokumentasi koreografi, notasi gending, dan pertunjukan tari tradisional Mangkunegaran yang diciptakan pada era Sri Paduka K.G.P.A.A. Mangkoenagoro IV hingga Sri Paduka K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII (1861–1944). Sejumlah 50 bentuk tari tradisional, yang mencakup penciptaan, aturan tari, filosofi, gerakan tari, dan gending-gending yang mengiringi tarian tercatat dalam arsip tersebut. Turut terekam pula sejarah perkembangan seni tari yang merepresentasikan budaya Jawa Mangkunegaran, termasuk saat tarian tersebut dipentaskan di kancah internasional, seperti di Prancis (1889) dan Belanda (1936).
Arsip seni tari ini menyimpan dokumentasi seni tari tradisional terlengkap, tertua, dan terkaya di dunia yang ditulis tangan dan asli ciptaan maestro tari di era Sri Paduka K.G.P.A.A. Mangkoenagoro IV hingga Sri Paduka K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII. Arsip tersebut tidak hanya berfungsi sebagai bukti keabsahan dan ketetapan kesenian asli Indonesia, tetapi juga menjadi dasar penting dalam upaya penggalian, pelestarian, dan pengembangan budaya Jawa sebagai salah satu suku bangsa di dunia.
Adapun naskah SSKK atau Ajaran Suci bagi Masyarakat dari Kalangan Resi adalah sebuah naskah Sunda Kuno pada abad ke-16. Naskah SSKK hanya dimiliki oleh Indonesia dan tidak dapat ditemukan di negara lain. Naskah ini sekarang disimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dengan nomor registrasi L 630. SSKK telah menjadi sumber penting, tidak hanya untuk sejarah Sunda, tetapi juga untuk sejarah Indonesia dan dunia pada masa pra-kolonial. Naskah ini menunjukkan hubungan politik dan perdagangan antara Sunda dan berbagai negara di Asia.
Warisan dokumenter lainnya yang turut diakui sebagai MoW adalah karya-karya Hamzah Fansuri yang ditulis dalam bentuk puisi syair yang sangat populer di Nusantara. Syair-syairnya memiliki pengaruh besar dalam perkembangan sastra Melayu sejak abad ke-17, dan menjadi cikal bakal perkembangan sastra modern Indonesia dan Malaysia. Hamzah Fansuri, melalui prosa dan puisinya, menyebarkan ajaran sufi dengan paham wujudiyah (kesatuan eksistensi) yang menyebabkan buku-bukunya dibakar akibat perbedaan politik.
Selain itu, surat-surat dan arsip Kartini membentuk dasar yang tak terpisahkan untuk memahami kehidupan dan gagasan Raden Ajeng Kartini (1879-1904). Sejak masa hidupnya yang singkat hingga saat ini, Kartini telah menjadi kekuatan inspiratif utama dalam perdebatan di Indonesia dan internasional mengenai pendidikan, feminisme, dan kesetaraan gender.
Sebagian dari surat-suratnya diterbitkan tak lama setelah wafatnya Kartini. Pertama dalam bahasa Belanda dan kemudian dalam berbagai bahasa. Cakupan global dan dukungan kuat dari orang-orang seperti Eleanor Roosevelt, menandai pengaruh internasional dari kata-kata Kartini selama bertahun-tahun.
Sementara itu, arsip lahirnya ASEAN mencatat pembentukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dari lima negara pendiri, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Arsip ini menggambarkan peran ASEAN dalam mencegah konflik dan mencapai stabilitas di kawasan Asia Tenggara yang memiliki situasi politik dan budaya yang beragam. Arsip lahirnya ASEAN memberikan bukti bahwa negara-negara yang baru merdeka dan yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara besar yang saling bersaing, juga memiliki agensi mereka sendiri yang dapat membentuk politik internasional menjadi lebih damai dan stabil.
Di samping itu, pendekatan diplomatik ASEAN, nilai-nilai yang ditanamkan, dan karakteristik uniknya memberikan pelajaran bagi kawasan lain di dunia. Arsip tersebut menjadi acuan dasar bagi ASEAN untuk mengembangkan nilai uniknya dalam berdiplomasi, yang kemudian dikenal dengan ASEAN Way.
Sebagai informasi, sebelumnya sudah ada 11 warisan dokumenter Indonesia yang teregistrasi sebagai MoW. Dengan tambahan teregistrasinya lima warisan dokumenter ini, Indonesia dapat
menambah daftar warisan dokumenter yang dimiliki dalam register ingatan kolektif dunia menjadi 16 warisan dokumenter. Hal ini pun menjadikan Indonesia bersama para pemangku kepentingan yang
melaksanakan pengajuan bersama, memiliki kewajiban untuk serius dalam melakukan preservasi dan kemudahan aksesibilitas warisan dokumenter bagi seluruh masyarakat di dunia.