Dokter Beirut: Semua Pasien Kehilangan Jari dan Luka Parah di Mata Usai Ledakan Pager di Lebanon

Dokter Beirut: Semua Pasien Kehilangan Jari dan Luka Parah di Mata Usai Ledakan Pager di Lebanon

Global | okezone | Kamis, 19 September 2024 - 05:56
share

BEIRUT Sebelum serangan walkie-talkie yang meledak di Lebanon selatan, seorang dokter di Beirut bercerita tentang kondisi pasien di rumah sakit (RS) tempatnya bertugas usai ledakan pager . Banyak pasien yang kehilangan cerita dan mengalami luka atau cedera parah di mata.

"Awalnya hari itu seperti biasa, sampai tidak seperti itu lagi," terang Dr. Nour El Osta, dari RS Hotel Dieu di Beirut, tentang apa yang dilihatnya setelah serangan pager pada Selasa (17/9/2024).

"Sayangnya, kejadian itu mengingatkan kami pada ledakan 4 Agustus 2020 [ketika lebih dari 200 orang tewas di pelabuhan Beirut], tetapi kejadian itu juga berbeda, lanjutnya.

Dia mengatakan kali ini pihaknya menerima terlalu banyak cedera serupa dan menggambarkannya sebagai kejadian yang hampir berulang. "Semua pasien kehilangan jari atau mengalami cedera parah di mata. Itu adalah sesuatu yang belum pernah kami lihat sebelumnya, lanjutnya.

Dua pasien mengalami cedera parah di wajah dan mata mereka dan dibawa ke rumah sakit lain untuk dioperasi. Karena masalah keamanan, tim BBC tidak diizinkan untuk berbicara dengan pasien atau keluarga mereka, karena mereka sebagian besar adalah anggota Hizbullah.

Di taman rumah sakit, masih ada sejumlah anggota keluarga Hizbullah yang terluka. Semua tampak kelelahan. Beberapa wanita menangis.

Seperti diketahui, ledakan pager telah menewaskan sembilan orang dan 3.000 terluka di Lebanon. Usai pager, terjadi ledakan walkie talkie yang menewaskan 20 orang. Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan sedikitnya 450 orang terluka.

Tepat saat kerumunan orang berkumpul untuk melayat beberapa orang yang tewas dalam gelombang serangan bom pager pada Selasa (17/9/2024), ledakan terbaru memicu kekacauan di Dahiya, benteng Hizbullah di Beirut selatan.

Sebuah video merekam ledakan itu, memperlihatkan seorang pria tergeletak di tanah dan orang-orang panik, beberapa berteriak, berlarian.

Semua ini terjadi beberapa saat sebelum pemakaman dimulai untuk seorang anak laki-laki berusia 11 tahun dan tiga anggota Hezbollah yang tewas pada hari sebelumnya.

Di daerah sekitarnya terjadi kekacauan saat suara ledakan bergema di jalan-jalan. Teriakan berhenti. Mereka yang berkumpul saling memandang, beberapa tidak percaya. Saat laporan menyebar bahwa ini adalah bagian dari gelombang kedua ledakan yang kini menargetkan walkie-talkie, tidak ada peralatan elektronik yang dianggap aman.

Topik Menarik