Luncurkan Invasi, Israel Klaim Tak Akan Jajah Lebanon Jangka Panjang

Luncurkan Invasi, Israel Klaim Tak Akan Jajah Lebanon Jangka Panjang

Global | sindonews | Selasa, 1 Oktober 2024 - 09:12
share

Israel telah memulai invasi darat ke Lebanon untuk memerangi Hizbullah, Selasa (1/10/2024) dini hari.

Operasi darat ini menjadi yang pertama sejak perang tahun 2006, dan terjadi setelah konflik selama 34 hari menewaskan 1.100 warga sipil Lebanon serta 40 warga Israel dan 120 tentara Zionis.

Suara tembakan dan ledakan terdengar dari desa selatan Aadaysit Marjaayoun, Lebanon, sejak tentara Angkatan Darat Zionis menyerbu masuk.

Para pejabat Zionis mengeklaim Israel tidak akan melakukan pendudukan atau penjajahan jangka panjang di wilayah yang telah dimasuki pasukannya.

Namun, mereka tidak menyebutkan berapa lama perang di Lebanon tersebut akan berlangsung.

Salah satu tujuan utama Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu adalah memulangkan puluhan ribu warga Israel ke rumah mereka yang dekat dengan perbatasan Lebanon, yang telah dibombardir dengan roket Hizbullah selama hampir satu tahun.

Israel telah melakukan serangan udara besar-besaran sejak pekan lalu dan kini meluncurkan perang darat dengan klaim untuk menjauhkan para milisi Hizbullah untuk memungkinkan penduduk Israel kembali ke desa-desa mereka di dekat perbatasan.

Namun jika para milisi Hizbullah tidak mundur, dan nekat bertempur dengan tentara Israel, operasi militer Zionis dapat memiliki konsekuensi yang luas.

Sesuai dengan keputusan eselon politik, beberapa jam yang lalu, IDF [Pasukan Pertahanan Israel] memulai serangan darat yang terbatas, terlokalisasi, dan terarah berdasarkan intelijen yang tepat terhadap target dan infrastruktur Hizbullah di Lebanon selatan, tulis IDF dalam sebuah pernyataan di media sosial.

Target-target ini berlokasi di desa-desa yang dekat dengan perbatasan dan menimbulkan ancaman langsung terhadap komunitas Israel di Israel utara," lanjut IDF.

Disebutkan IDF bahwa Angkatan Udara Israel dan Artileri IDF mendukung pasukan darat dengan serangan tepat sasaran terhadap target militer di wilayah tersebut.

Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat dan Timur Tengah lainnya telah berulang kali mencoba untuk mencegah Israel memperluas konfliknya dengan Hizbullah, khususnya dengan maju ke Lebanon, karena khawatir akan jatuhnya korban dan dapat memicu konflik yang lebih luas.

Namun, Netanyahu mengabaikan semua seruan tersebut.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dia "lebih khawatir daripada yang Anda ketahui" tentang prospek operasi darat Israel di Lebanon.

IDF sebelumnya mengeluarkan peringatan mendesak kepada warga sipil di beberapa wilayah di Beirut selatan, termasuk lingkungan Al-Laylaki, Heart Hreik, dan Burj Al-Barajneh.

Anda berlokasi dekat dengan berbagai kepentingan dan fasilitas milik Hizbullah, dan karena itu IDF akan bertindak tegas terhadap mereka, kata juru bicara IDF untuk bahasa Arab Avichay Adraee.

Demi keselamatan Anda dan keluarga, Anda harus segera mengevakuasi gedung-gedung, mulai dari jarak tidak kurang dari 500 meter.

Dia menunjukkan serangkaian peta yang menunjukkan gedung-gedung tertentu di dekat gambar target merah.

Topik Menarik