Mengapa Israel Tak Takut pada Iran? Ini Analisanya

Mengapa Israel Tak Takut pada Iran? Ini Analisanya

Global | sindonews | Senin, 28 Oktober 2024 - 13:49
share

Israel dan Iran telah dua kali saling serang rudal, dan keduanya kini di ambang perang besar-besaran.

Meskipun sering menganggap Iran sebagai ancaman bagi ekistensi Israel, ada beberapa alasan mengapa rezim Zionis tidak terlalu takut pada Teheran.

Analisa Mengapa Israel Tak Takut pada Iran

1. Faktor Kekuatan Militer Israel

Salah satu alasan utama mengapa Israel tidak takut pada Iran adalah kekuatan militernya.

Israel memiliki salah satu angkatan bersenjata paling canggih di dunia, yang didukung oleh teknologi tinggi dan peralatan militer modern, termasuk sistem pertahanan rudal berlapis dari Iron Dome, Arrow, sistem laser, hingga David's Sling.

Kekuatan Iran memang unggul di atas kertas, seperti paparan data Global Firepower 2024 yang menempatkan kekuatan militer Iran berada di urutan 14 dari 145 negara di dunia, sedangkan Israel nomor 17 dari 145 negara.

Namun, fakta di lapangan bisa menjadi kebalikannya. Israel menjadi satu-satunya negara di Timur Tengah yang mengoperasikan jet tempur siluman F-35 dalam perang. Rezim Zionis juga diyakini para pakar militer memiliki senjata nuklir, meski Israel tidak mengakui maupun menyangkalnya.

Sedangkan militer Iran berjuang sangat keras di tengah sanksi Barat selama bertahun-tahun. Di luar sistem persenjataan buatan dalam negeri, perangkat keras militer Iran kebanyakan sudah tua dan rentan karena sanksi Barat tidak memungkikannya melakukan peremajaan atau upgrade .

2. Israel Disokong AS dan Sekutunya

Israel memiliki dukungan kuat dari Amerika Serikat (AS), yang merupakan sekutu strategis utama dan bahkan sekutu abadi. Beberapa negara utama NATO, seperti Inggris, Jerman, dan Prancis juga kerap mendukung militer Zionis.

Bantuan militer AS kepada Israel, yang mencapai miliaran dolar setiap tahun, memberikan Israel akses kepada teknologi militer canggih.

Pada tahun 2020, AS menandatangani perjanjian bantuan militer selama 10 tahun senilai USD38 miliar, yang memperkuat kemampuan pertahanan Zionis. Dukungan ini menciptakan rasa aman bagi Israel dalam menghadapi ancaman dari Iran.

3. Israel Terapkan Strategi Pertahanan Proaktif

Israel menerapkan strategi pertahanan proaktif, termasuk serangan sabotase atau rahasia terhadap fasilitas nuklir Iran.

Misalnya, Israel diduga terlibat dalam serangan siber Stuxnet pada tahun 2010 yang mengganggu program nuklir Iran.

Menurut laporan dari IISS (International Institute for Strategic Studies) 2022, Israel juga telah meningkatkan serangan terhadap posisi dan infrastruktur militer Iran di Suriah, yang menunjukkan pendekatan preventif dalam melindungi diri dari ancaman.

4.GejolakInternal Iran

Meskipun Iran dianggap sebagai ancaman eksternal, faktor gejolak internal di Iran telah mengurangi ketakutan Israel.

Ketidakstabilan politik, krisis ekonomi, dan protes domestik di Iran mengindikasikan bahwa pemerintah Iran menghadapi tantangan besar.

Menurut laporan Freedom House 2022, kebebasan sipil di Iran sangat terbatas, dan adanya ketidakpuasan di dalam negeri dapat mengalihkan fokus Iran dari konflik eksternal.

Situasi ini memungkinkan Israel untuk merasa lebih aman, karena Iran mungkin tidak dapat mengalihkan semua sumber daya untuk menyerang Israel.

5. Diplomasi Israel dan Normalisasi dengan Negara Arab

Normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab melalui Kesepakatan Abraham, yang dimulai pada 2020, telah mengubah dinamika geopolitik di Timur Tengah.

Dengan meningkatnya hubungan diplomatik ini, Israel dapat memperkuat posisinya secara regional, sekaligus mengeksploitasi perpecahan antara Iran dan negara-negara Arab.

Beberapa negara Arab yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel adalah Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan. Puluhan tahun silam, dua negara Arab lainnya; Mesir dan Yordania, sudah lebih dulu melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

Data dari Pew Research Center menunjukkan bahwa banyak negara Arab kini memiliki pandangan yang lebih positif terhadap Israel, terutama dalam konteks ancaman bersama dari Iran.

Topik Menarik