Jerman akan Gelar Latihan Militer 800.000 Tentara untuk Hadapi Rusia

Jerman akan Gelar Latihan Militer 800.000 Tentara untuk Hadapi Rusia

Global | sindonews | Minggu, 6 April 2025 - 15:30
share

Kepala Shin Bet Ronen Bar mengungkapkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu "berulang kali menuntut" agar Bar memberi tahu para hakim dalam persidangan korupsi bahwa perdana menteri tidak boleh diizinkan untuk bersaksi di pengadilan secara teratur karena alasan keamanan.

Media Israel melaporkan hal itu pada hari Jumat (4/4/2025).

Menurut Times of Israel, Bar mengklaim dalam surat kepada Pengadilan Tinggi menjelang sidang pekan depan mengenai petisi terhadap keputusan pemerintah untuk memecatnya.

Bar mengatakan penolakannya mematuhi permintaan Netanyahu untuk menghalangi pengadilan korupsi itu menyebabkan rusaknya kepercayaan antara keduanya.

“Dia mencatat pekerjaannya mengharuskannya mempertahankan independensi profesional, daripada bertindak berdasarkan 'kesetiaan pribadi' kepada perdana menteri," ungkap laporan itu.

Netanyahu memecat Bar bulan lalu, dengan alasan hilangnya kepercayaan setelah operasi perlawanan 7 Oktober.

Namun, Pengadilan Tinggi Israel mengeluarkan perintah sementara yang mencegah pemecatan Bar oleh Netanyahu.

Ketakutan Diserang Hizbullah

Perdana menteri dilaporkan mengajukan tuntutan tersebut tahun lalu ketika Israel terlibat dalam pertempuran dengan gerakan Hizbullah di Lebanon.

Dia khawatir tentang potensi serangan pesawat nirawak Hizbullah di Pengadilan Distrik Yerusalem tempat persidangan diperkirakan akan diadakan, dan khawatir persidangan akan ditunda tanpa batas waktu, menurut laporan tersebut.

Para hakim malah memutuskan memindahkan proses persidangan ke Pengadilan Distrik Tel Aviv, "yang memiliki ruang bawah tanah yang dibentengi."

Bar juga menyiratkan dalam surat tersebut bahwa dia telah diminta menggunakan peralatan Shin Bet terhadap pengunjuk rasa Israel, tetapi ia menolak.

"Saya juga diminta menegakkan independensi profesional saya dalam berbagai acara yang terkait dengan penanganan badan intelijen terhadap masalah yang menyangkut warga negara Israel dan dalam segala hal yang terkait dengan pelaksanaan kewenangan badan intelijen untuk bertindak melawan warga negara," tulis kepala intelijen tersebut.

Dia juga mengatakan ia "khawatir akan masa depan Shin Bet" dan mendesak pengadilan membatalkan keputusan pemerintah untuk memecatnya, menurut laporan tersebut.

Qatargate Guncang Israel

Bar juga mengatakan, “Pemecatannya pada saat penyelidikan Qatargate akan mengirimkan pesan yang jelas kepada seluruh rantai komando di Shin Bet, termasuk kepada kepala lembaga berikutnya, bahwa jika seseorang tidak disukai oleh eselon politik, mereka akan segera dipecat."

Dia merujuk pada penyelidikan Shin Bet dan polisi yang sedang berlangsung atas dugaan transaksi terlarang antara pembantu dekat Netanyahu dan Qatar.

“Bar mengatakan ada kampanye pencemaran nama baik dan delegitimasi yang sedang berlangsung yang dirancang untuk menghalangi otoritas investigasi," ungkap laporan itu.

Kantor Netanyahu menolak pernyataan Bar, mengklaim itu "penuh kebohongan" dan "ternoda oleh konflik kepentingan yang parah," menurut laporan itu.

Lebih lanjut disebutkan Jaksa Agung Baharav-Miara juga secara resmi mengajukan petisinya terhadap pemecatan Bar, dengan mengatakan itu "ternoda oleh konflik kepentingan pribadi" dengan Netanyahu, "karena penyelidikan kriminal terhadap rekan-rekannya."

Pemerintah Netanyahu juga berupaya memecat Baharav-Miara.