Donald Trump Ugal-ugalan, Janjikan Anggaran Pertahanan AS Rp16,8 Kuadriliun
Presiden Donald Trump telah mengungkap rencana untuk anggaran pertahanan Amerika Serikat (AS) yang ugal-ugalan untuk tahun depan, yakni mencapai USD1 triliun.
Anggaran itu setara Rp16.849.164.026.842.700 (Rp16,8 kuadriliun dengan kurs saat ini USD1=Rp16.853).
Dengan peningkatan anggaran yang besar tersebut, Trump mengeklaim kekuatan militer Amerika tak akan tertandingi selama bertahun-tahun mendatang.
Selama konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin lalu, Trump menawarkan garis besar untuk total belanja pertahanan dalam anggaran fiskal 2026 sebagai bagian dari rencananya yang lebih besar untuk keamanan nasional AS.
“Kami akan menyetujui anggaran, dan saya bangga mengatakan, sebenarnya, anggaran terbesar yang pernah kami lakukan untuk militer,” katanya.
“USD1 triliun. Tidak ada yang pernah melihat yang seperti ini," ujarnya, seperti dikutip dari Defense News, Kamis (10/4/2025).
“Kami mendapatkan militer yang sangat, sangat kuat. Kami memiliki segalanya yang tertata sekarang," paparnya.
Anggaran pertahanan sebesar USD1 triliun akan mewakili peningkatan hampir 12 dari tingkat pengeluaran tahun fiskal saat ini.
Trump mengindikasikan bahwa setidaknya sebagian dari pengeluaran baru akan berasal dari penghematan yang ditemukan melalui pemotongan yang diperintahkan oleh Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) pimpinan Elon Musk, meskipun dia tidak menyebutkan rincian apa pun.
Menteri Pertahanan Pete Hegseth memuji janji Trump tersebut di media sosial.
“Segera hadir: anggaran Departemen Pertahanan triliun dolar pertama,” tulisnya.
“Presiden Donald Trump sedang membangun kembali militer kita—dan dengan cepat," imbuh dia.
Hegseth mengatakan bahwa meskipun ada peningkatan yang signifikan, semua uang pembayar pajak untuk departemennya akan dibelanjakan “dengan bijak, untuk kemampuan mematikan dan kesiapan.”
Pejabat Gedung Putih diharapkan untuk mengungkapkan rencana anggaran lengkap mereka untuk tahun fiskal 2026—yang dimulai pada 1 Oktober—akhir musim semi ini.
Partai Republik di Kongres telah mendorong selama bertahun-tahun untuk peningkatan pengeluaran pertahanan guna melawan meningkatnya ancaman luar negeri dan tuntutan operasional.
Namun, mereka juga menyerukan pemotongan pengeluaran pemerintah secara keseluruhan untuk menyeimbangkan anggaran federal, dan keringanan pajak bagi sebagian warga Amerika.
Peningkatan pengeluaran pertahanan akan mempersulit perhitungan tersebut, dan kemungkinan menambah defisit federal kecuali pemotongan tajam dilakukan pada program nonpertahanan.
Para anggota Parlemen dari Partai Demokrat telah menolak pemotongan semacam itu, tetapi memiliki opsi terbatas dalam memblokir pergerakan anggaran karena mereka merupakan minoritas di DPR dan Senat.
Bahkan dengan peningkatan tersebut, anggaran militer Amerika sebesar USD1 triliun masih belum akan sesuai dengan tujuan yang dinyatakan Trump agar semua negara NATO membelanjakan 5 dari produk domestik bruto mereka untuk pertahanan.
Trump mengatakan uang tambahan untuk pertahanan akan memungkinkan negara untuk membeli peralatan dan kemampuan baru yang dibutuhkan untuk masa depan.
"Kami belum pernah memiliki pesawat jenis itu, rudal jenis itu, apa pun yang telah kami pesan," katanya.
"Dan dalam banyak hal sangat disayangkan bahwa kami harus melakukannya karena, mudah-mudahan, kami tidak perlu menggunakannya," paparnya.
Janji Trump untuk meningkatkan belanja pertahanan AS ini bertentangan dengan seruannya sendiri baru-baru ini yang ingin AS, Rusia, dan China sama-sama memotong anggaran pertahanan hingga 50 persen.
