Jenderal Tertinggi Rusia Puji Kepahlawanan Militer Korut setelah Rebut Kembali Kursk dari Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pasukannya telah berhasil merebut kembali Wilayah Kursk sepenuhnya dari pasukan Ukraina. Panglima Militer Jenderal Valery Gerasimov memuji kepahlawanan militer Korea Utara (Korut) atas keberhasilan tersebut.
Pengumuman Putin disampaikan pada Sabtu setelah diberi pengarahan tentang situasi medan perang oleh Jenderal Gerasimov.
Pemimpin Kremlin itu berterima kasih kepada anggota angkatan bersenjata Rusia yang mengambil bagian dalam mengalahkan apa yang dia sebut kelompok "neo-Nazi" yang menginvasi wilayah Kursk musim panas lalu.
"Petualangan rezim Kyiv telah sepenuhnya gagal, dan kerugian besar yang diderita oleh musuh, termasuk di antara yang paling siap tempur, terlatih dan diperlengkapi, termasuk oleh model peralatan Barat...tentu akan tercermin di sepanjang seluruh garis kontak tempur," katanya.
Sementara itu, Kepala Staf Umum Militer Rusia Jenderal Valery Gerasimov mengakui kontribusi tentara Korut dalam membantu membebaskan Wilayah Kursk dari pasukan Ukraina.
“Militer DPRK, yang bertindak bahu-membahu dengan militer Rusia di Wilayah Kursk, menunjukkan ketahanan dan kepahlawanan,” puji jenderal tertinggi Rusia tersebut, seperti dikutip dari RT, Minggu (27/4/2025).
DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korut, yakni Democratic People's Republic of Korea (Republik Rakyat Demokratik Korea).
Menurut Gerasimov, pasukan Ukraina menderita lebih dari 76.000 korban, termasuk yang tewas dan terluka, selama penyerbuan mereka ke Wilayah Kursk, yang dilancarkan pada bulan Agustus tahun lalu.
Pasukan Rusia saat ini tengah melakukan operasi untuk menemukan pasukan Ukraina yang bersembunyi di wilayah yang telah dibebaskan, imbuh Panglima Militer Rusia tersebut.
Pasukan Moskow juga tengah berupaya membangun zona keamanan di Wilayah Sumy, Ukraina, tempat mereka menguasai empat permukiman dan wilayah seluas lebih dari 90 kilometer persegi.
Gerasimov menambahkan, pasukan Korut turut serta dalam pembebasan Wilayah Kursk Rusia berdasarkan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif antara Moskow dan Pyongyang, yang mulai berlaku Desember lalu.
Perjanjian tersebut mengatur bantuan militer timbal balik jika terjadi serangan, dengan menjanjikan dukungan segera "dengan segala cara yang tersedia" berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB.
Pelaksanaan perjanjian tersebut menyusul klaim Amerika Serikat dan pendukung Kyiv lainnya bahwa Pyongyang telah mengirim sekitar 12.000 tentara ke Rusia untuk pelatihan dan kemungkinan penempatan dalam perang Ukraina. Saat itu, Moskow dan Pyongyang tidak membenarkan atau membantah laporan tersebut.
Mengomentari pujian Gerasimov atas keterlibatan pasukan Korut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menulis di Telegram bahwa Rusia "tidak akan pernah melupakan teman-teman kami."
Ukraina belum berkomentar atas pengumuman Putin perihal direbutnya kembali Wilayah Kursk Rusia yang sebelumnya dikuasai pasukan Kyiv.










