Harga Emas Rebound, Intip Gerak Saham ANTM-MDKA Cs
IDXChannel – Saham emiten emas bergerak variatif pada Selasa (15/4/2025), di tengah aksi ambil untung investor, meski harga emas acuan sedang mengalami rebound.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga penutupan sesi I, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 2,73 persen, melanjutkan reli penguatan selama lima hari berturut-turut. Saham PT United Tractors Tbk (UNTR) juga menguat 1,21 persen dan mencatatkan kenaikan lima hari tanpa jeda.
Sementara itu, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) cenderung stagnan setelah mengalami tren penguatan dalam 3–4 sesi terakhir.
Adapun tiga saham lainnya mengalami koreksi. Saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) turun 1,33 persen, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melemah 0,55 persen, dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) merosot 2,61 persen.
Harga emas menguat pada Selasa (15/4/2025), di tengah ketidakpastian yang masih membayangi rencana tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan dampaknya terhadap ekonomi global.
Harga spot emas naik 0,65 persen menjadi USD3.232 per troy ons, setelah sehari sebelumnya mencetak rekor tertinggi di level USD3.245,42.
"Emas terus menguat hari ini, didorong oleh permintaan investor terhadap aset defensif untuk meredam volatilitas portofolio, seiring meningkatnya kekhawatiran akan gelombang tarif tambahan dari AS," ujar analis pasar IG, Yeap Jun Rong.
Pemerintah AS melanjutkan penyelidikan terhadap impor produk farmasi dan semikonduktor, sebagai bagian dari upaya mengenakan tarif pada sektor-sektor tersebut.
Berdasarkan dokumen Federal Register yang dirilis Senin, ketergantungan tinggi terhadap produksi asing di kedua sektor ini dinilai mengancam keamanan nasional.
Trump sebelumnya menyatakan akan mengumumkan tarif impor semikonduktor dalam sepekan ke depan, membuat pelaku pasar terus bersikap waspada.
Dengan harga emas yang baru saja mencetak rekor tertinggi, tren penguatan dinilai masih akan bertahan, terutama selama ketidakpastian terkait tarif belum mereda.
Sementara itu, Presiden Federal Reserve Bank Atlanta Raphael Bostic menyebut ketidakpastian akibat kebijakan tarif dan lainnya telah membuat perekonomian berada dalam "titik jeda besar." Ia pun menyarankan bank sentral AS untuk tetap menahan suku bunga hingga ada kejelasan lebih lanjut.
Sebagai aset tanpa imbal hasil, emas kerap menjadi lindung nilai tradisional terhadap ketidakpastian global dan inflasi, serta cenderung menguat di tengah lingkungan suku bunga rendah.
World Gold Council melaporkan, arus dana ke dalam ETF emas fisik di China sepanjang bulan ini telah melampaui total kuartal pertama dan bahkan mengungguli aliran dana ke ETF emas yang terdaftar di AS. (Aldo Fernando)