Bursa Saham Asia Melemah Gara-Gara Nvidia
IDXChannel – Bursa saham Asia turun pada Rabu (16/4/2025) setelah Nvidia, perusahaan teknologi andalan di bidang kecerdasan buatan (AI), terpukul oleh pembatasan ekspor chip ke China dari pemerintah AS.
Langkah ini menyoroti potensi dampak lanjutan dari perang dagang global yang saling balas, sementara harga emas mencetak rekor baru dan dolar AS terus tertekan.
Pada Rabu, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,9 persen, mengakhiri reli selama empat hari. Indeks Nikkei Jepang melemah 0,6 persen.
Saham-saham unggulan China turun 0,8 persen, sementara indeks Hang Seng Hong Kong merosot 2,15 persen. Meski begitu, saham-saham semikonduktor China justru menguat—Hua Hong Semi naik 4 persen dan SMIC menguat 1 persen.
Indeks KOSPI Korea Selatan tergerus 0,65 persen, tetapi ASX 200 Australia naik 0,20 persen dan STI Singapura tumbuh 0,25 persen.
"Baik AS maupun China tampaknya yakin berada di posisi unggul, sehingga kebuntuan ini bisa berlangsung selama beberapa bulan ke depan," kata analis dari PGIM Fixed Income.
"China tampaknya tak berniat mundur dari sikap tarifnya saat ini dan justru melihat dinamika perdagangan global ini sebagai peluang untuk memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara pengekspor ke AS."
Gedung Putih menyatakan Trump terbuka untuk mencapai kesepakatan dagang dengan China, tetapi menegaskan bahwa inisiatif pertama harus datang dari Beijing.
Data terbaru menunjukkan ekonomi China tumbuh 5,4 persen pada kuartal I-2025 secara tahunan, melebihi ekspektasi. Namun, ketegangan dagang dengan AS tetap menjadi bayang-bayang yang membatasi prospek pertumbuhan.
Presiden AS Donald Trump kembali memanaskan situasi dengan memerintahkan investigasi untuk kemungkinan tarif baru atas seluruh impor mineral penting, menyusul peninjauan terhadap impor farmasi dan chip. Beijing pun membalas dengan sikap keras, termasuk kabar bahwa mereka meminta maskapai menghentikan pengiriman pesawat Boeing.
Imbal hasil obligasi AS relatif stabil menjelang pidato penting dari Ketua The Fed Jerome Powell pada hari ini. Sebelumnya, Gubernur The Fed Christopher Waller telah menyampaikan nada dovish, dan Powell diperkirakan menyampaikan pesan serupa di tengah gejolak tarif.
Kontrak berjangka S&P 500 turun 0,8 persen, sementara Nasdaq melemah 1,4 persen. Pelemahan ini dipicu oleh penurunan saham Nvidia sebesar 6 persen dalam perdagangan setelah jam bursa, menghapus kapitalisasi pasar hingga USD160 miliar.
Nvidia menghadapi potensi biaya hingga USD5,5 miliar akibat pembatasan ekspor chip AI H20 ke China—pasar penting bagi produk andalan perusahaan tersebut.
"Pengumuman ini menunjukkan bahwa Nvidia kini menghadapi pembatasan besar dalam menjual produknya ke China," ujar Analis Wedbush Securities, Daniel Ives.
"Pelaku pasar melihat ini dengan penuh kekhawatiran karena bisa menjadi sinyal awal dari perang teknologi antara AS dan China—dan Beijing, juga Presiden Xi, dipastikan tidak akan tinggal diam." (Aldo Fernando)