Ketum Kadin Akan Terbang ke AS, Bahas Kerja Sama di Tengah Kebijakan Tarif Resiprokal Trump
IDXChannel - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie akan terbang ke Amerika Serikat.
Anindya rencananya menemui U.S. Chamber of Commerce atau Kadin Amerika untuk membahas potensi kerja sama di tengah kebijakan tarif resiprokal Presiden Donald Trump.
Pria yang kerap disapa Anin ini mengatakan, setidaknya ada tiga agenda utama kunjungan Kadin ke Amerika Serikat. Pertama menghadiri konferensi terkait transisi energi di New York, bertemu dengan Kamar Dagang AS atau U.S. Chamber of Commerce di Washington DC, dan terakhir seminar bidang keuangan di Los Angeles.
"Besok malam, kami akan berangkat ke Amerika. Di Amerika ini kami punya tiga agenda secara umum. Tapi mungkin saya ingin fokus untuk yang porsi di Washington DC ini, ketemu dengan U.S. Chamber of Commerce. Tujuan kami adalah mencari lawan main," kata Anin di Menara Kadin, Jumat (25/4/2025).
Lebih lanjut, Anin spesifik menjelaskan pertemuan yang akan dilaksanakan bersama Kadin Amerika ini akan membahas rencana kerja sama khususnya dalam bidang ekspor dan impor. Harapannya pertemuan ini bisa membuka akses perdagangan baru ke Amerika Serikat.
"Jadi tugas kami ialah memikirkan bagaimana menjemput bola untuk ekspor yang sama tapi lebih contohnya, elektronik, garmen, dan alas kaki. Tapi tidak ingin stop di situ saja, kami juga ingin mencari produk-produk lain," kata dia.
Anin melanjutkan, para pengusaha dari Amerika Serikat juga ingin meningkatkan perdagangannya ke Indonesia. Sehingga pertemuan ini diharapkan mampu mencari kesepakatan untuk peningkatan nilai perdagangan antar kedua negara.
"Sebaliknya dari sisi Amerika, pasti mereka akan melihat selain daripada migas, mungkin pesawat, kedelai, gandum, lalu kapas, pasti mereka ingin menunggu istilahnya durian runtuh," kata dia.
"Kita lagi asik berbicara sekarang, ternyata dua hari yang lalu, U.S. Cotton sudah di sini. Mereka sudah ingin menanyakan bagaimana kapasnya bisa dipakai lebih supaya nanti garment kita kalau masuk ke Amerika, siapa tahu, tarifnya rendah bahkan 0 persen. Jadi yang berpikir seperti ini bukan kita saja," kata dia.
(Nur Ichsan Yuniarto)










