Wall Street Pekan Depan, Pasar Menanti Reli Santa Claus di Tengah Gejolak Akhir Tahun
IDXChannel - Wall Street pada awal pekan depan diperkirakan menghadapi gejolak menjelang penutupan tahun.
Meski indeks saham masih berada di jalur kinerja yang solid pada 2025, indeks acuan S&P 500 (.SPX) sejauh ini melemah pada Desember, berlawanan dengan tren historisnya yang cenderung menguat.
Dua hal utama memicu fluktuasi pasar saham AS dalam beberapa pekan terakhir. Pertama, pengawasan terhadap belanja korporasi besar-besaran untuk pengembangan kecerdasan buatan (AI), lalu perubahan ekspektasi terkait pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve pada 2026.
"Data ekonomi pekan ini memperkuat ekspektasi bahwa The Fed memiliki bias untuk memangkas suku bunga," ujar senior global investment strategist di Edward Jones, kata Angelo Kourkafas, dilansir Reuters, Minggu (21/12/2025).
Investor dalam beberapa hari ke depan mungkin memilih mengunci keuntungan setelah kinerja tahunan yang solid, sehingga memicu tekanan jual. Meski begitu, data terbaru kemungkinan memberikan lampu hijau bagi terjadinya reli Santa Claus tahun ini.
IHSG Sesi I Turun 0,24 Persen ke 8.399
Menurut Stock Trader’s Almanac, sejak 1950 fenomena reli Santa Claus rata-rata mendorong S&P 500 naik 1,3 persen selama lima hari perdagangan terakhir di akhir tahun dan dua hari pertama Januari.
Tahun ini, periode tersebut dimulai pada Rabu pekan depan dan berlangsung hingga 5 Januari.
Sementara itu, sektor-sektor yang tertinggal sepanjang tahun ini mulai membantu menopang pasar. Sektor tersebut mencakup area yang sensitif terhadap siklus ekonomi seperti transportasi, keuangan, dan saham berkapitalisasi kecil, yang semuanya mencatat kenaikan sejauh Desember ini.
"Kami melihat dana bergerak menjauh dari teknologi. Area lain mulai mengambil peran dan membantu menjaga pasar tetap bergerak dalam kisaran yang relatif terbatas," kata Kourkafas.
Investor pekan depan juga masih mencerna sejumlah besar data ekonomi yang sebelumnya tertunda akibat penutupan pemerintah federal selama 43 hari. Data-data tersebut sangat berpengaruh bagi peritel memberikan diskon musim liburan.
Laporan ekonomi yang akan dirilis pekan depan mencakup produk domestik bruto (PDB) kuartal ketiga, pesanan barang tahan lama, dan kepercayaan konsumen.
(NIA DEVIYANA)








