Menlu Retno: Mandat DK PBB Ciptakan Perdamaian, bukan Mendukung Pelaku Perang!

Menlu Retno: Mandat DK PBB Ciptakan Perdamaian, bukan Mendukung Pelaku Perang!

Berita Utama | inews | Minggu, 29 September 2024 - 09:00
share

NEW YORK, iNews.id – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mendorong negara-negara anggota PBB untuk segera mengakui negara Palestina. Pengakuan terhadap berdirinya negara Palestina merdeka merupakan investasi untuk mewujudkan dunia lebih damai dan adil. 

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, dalam Debat Umum High-Level Week Sidang Majelis Umum PBB ke-79, Sabtu (28/9/2024), juga mendorong negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan konkret menghentikan pelanggaran hukum internasional oleh Israel serta impunitasnya.

“Mandat DK PBB adalah untuk menciptakan perdamaian, bukan melanggengkan perang atau bahkan mendukung pelaku perang itu sendiri," ujar Retno, dalam pernyataan Kemlu RI, Sabtu (29/9/2024).

Menlu juga mendorong kepemimpinan tanpa hegemoni, yaitu kepemimpinan global yang nyata dan memandu tindakan bersama dengan mendengarkan kepentingan semua pihak, memajukan kolaborasi dan harapan.​

Terkait hal itu, Menlu Retno mengusulkan tiga prioritas kunci. Pertama, memajukan perdamaian yang inklusif. Kedua, memastikan masa depan yang berketahanan dengan tercapainya kesejahteraan bersama.
Ketiga, membangun jembatan guna memastikan kolaborasi global.

Ketiga hal tersebut, lanjut Retno, telah dilaksanaan Indonesia melalui kiprah di dunia internasional. 

Sejarah membuktikan Indonesia selalu menyuarakan kepentingan negara-negara Global South, antara lain melalui penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955.

Menurut Retno, selama 10 tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan kepemimpinan yang solutif dalam merespons permasalahan global. 

Saat pandemi Covid-19, Indonesia memimpin pembentukan Pandemic Fund dan mengetuai COVAX AMC Engagement Group untuk memastikan akses yang setara bagi semua negara untuk memperoleh vaksin.

“Selain itu, Presidensi Indonesia di G-20 pada tahun 2022 berhasil menjembatani perbedaan kepentingan yang tajam di antara beberapa negara anggota akibat situasi geopolitik saat itu," katanya.

Topik Menarik