Stunting Bisa Pengaruhi Tinggi Badan dan Keturunan, Simak di Sini!
JAKARTA, iNews.id - Stunting adalah kondisi kekurangan gizi kronis yang dialami oleh anak-anak sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun, yang berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif. Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan teman sebayanya.
Selain memengaruhi tinggi badan, stunting juga bisa berpengaruh pada keturunan. Kondisi ini terjadi ketika pertumbuhan anak terganggu akibat asupan gizi yang tidak mencukupi pada masa-masa kritis perkembangan. Dampaknya dapat dirasakan dalam jangka panjang, termasuk memengaruhi kualitas hidup dan kesehatan anak di masa depan.
Menurut Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kabupaten Gunung Kidul dengan situs pafikabgunungkidul.org, stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan anak, tetapi juga dapat menurunkan potensi generasi berikutnya untuk memiliki tinggi badan ideal.
Ini karena kondisi gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil dapat memengaruhi pertumbuhan janin yang kemudian berisiko tinggi lahir dengan berat badan rendah atau pertumbuhan yang terhambat. Dengan demikian, stunting tidak hanya menjadi masalah bagi satu generasi, tetapi juga bisa memengaruhi generasi selanjutnya.
Faktor Penyebab Stunting
Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya stunting pada anak. Salah satu faktor utamanya adalah kurangnya asupan gizi yang cukup dan seimbang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, mulai dari masa kehamilan hingga usia dua tahun.
Pada masa ini, kebutuhan nutrisi sangat penting untuk perkembangan otak dan tubuh anak. Jika nutrisi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, maka pertumbuhan anak dapat terhambat. Selain itu, sanitasi yang buruk juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan karena anak lebih rentan terkena infeksi.
Kesehatan ibu selama kehamilan juga memainkan peran penting dalam mencegah stunting. Ibu hamil yang mengalami malnutrisi atau kurang mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai lebih berisiko melahirkan bayi dengan kondisi stunting.
Oleh karena itu, upaya untuk mencegah stunting harus dimulai sejak dini, bahkan sebelum kehamilan terjadi, dengan memastikan ibu mendapatkan asupan gizi yang cukup dan perawatan kesehatan yang optimal.
Dampak Jangka Panjang Stunting
Stunting memiliki dampak jangka panjang yang sangat serius. Selain mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, stunting juga berdampak pada perkembangan kognitif dan kecerdasan anak. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kemampuan belajar yang lebih rendah, yang kemudian dapat mempengaruhi prestasi akademik dan peluang kerja di masa depan.
Penurunan potensi tinggi badan juga bisa berpengaruh pada kepercayaan diri anak saat dewasa. Selain itu, stunting juga bisa meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung di kemudian hari.
Karena anak yang stunting sering kali memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, mereka lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi stunting sejak dini agar anak-anak bisa tumbuh dengan sehat dan mencapai potensi maksimal mereka.
Upaya Pencegahan dan Penanganan Stunting
Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memastikan asupan gizi yang baik sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama, memperkenalkan makanan pendamping ASI yang bergizi, serta memberikan imunisasi dan perawatan kesehatan yang memadai adalah langkah penting dalam mencegah stunting.
Selain itu, penting untuk memperbaiki sanitasi dan kebersihan lingkungan agar anak terhindar dari penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhannya.
Dukungan dari berbagai pihak, termasuk keluarga, pemerintah, dan organisasi kesehatan, sangat dibutuhkan dalam penanganan stunting. Dengan memberikan perhatian lebih pada masalah ini, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat terus menurun, dan generasi mendatang bisa tumbuh sehat dan berkualitas.