Waduh, Para Calon Menteri Kabinet Donald Trump Dapat Ancaman Bom
WASHINGTON, iNews.id - Beberapa calon anggota kabinet Donald Trump mendapat ancaman bom dari Selasa hingga Rabu pekan ini. Semua ancaman tersebut diketahui hoaks setelah diselidiki polisi.
Biro Penyelidikan Federal (FBI) juga mendapat laporan banyaknya ancaman bom hoaks alias swatting. Istilah swatting merujuk pada ancaman hoaks yang memicu respons pasukan elite polisi SWAT.
Beberapa calon kabinet Trump yang mencapat acaman adalah menteri perumahan dan pembangunan kota, menteri pertanian, menteri tenaga kerja, dan menteri perdagangan. Calon pilihan Trump lainnya adalah duta besar AS untuk PBB.
Juru bicara tim transisi Trump, Karoline Leavitt, mengatakan orang-orang yang ditunjuk Trump serta anggota keluarga mereka menjadi target ancaman.
"Penegak hukum bertindak cepat untuk memastikan (keselamatan mereka). Dengan Presiden Trump menjadi contoh, aksi intimidasi dan kekerasan berbahaya tidak akan menghalangi kita," ujar Leavitte, seperti dikutip dari BBC.
Calon dubes AS untuk PBB Elise Stefanik menjadi yang pertama melaporkan bahwa dia dan keluarganya menjadi sasaran ancaman bom. Anggota Kongres Partai Republik dari New York tersebut mendapat ancaman saat naik mobil bersama suami dan putranya berusia 3 tahun. Saat itu dia dalam perjalanan dari Washington DC menuju New York untuk merayakan Thanksgiving.
Di tempat lain, kepolisian New York menyatakan kediaman calon menteri perdagangan Howard Lutnick juga diancam.
Brooke Rollins, calon menteri pertanian, mengunggah pesan di media sosial X berisi ucapai terima kasih kepada kepolisian Fort Worth, Texas, atas tindakan cepat untuk menyelidiki ancaman terhadap keluarganya pada Rabu pagi.
"Kami tidak terluka dan segera pulang ke rumah," katanya.
Scott Turner, calon menteri perumahan serta Lori Chavez-Deremer, calon menteri tenaga kerja, juga mengunggah pesan serupa. Mereka bersumpah tidak akan mundur dari penunjukan terkait ancaman tersebut.
Sejauh ini tak satu pun dari calon anggota kabinet Trump yang mendapat ancaman mendapat pengawalan Dinas Rahasia AS. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atau orang yang sudah ditangkap terkait ancaman-ancaman tersebut.
Sementara itu Presiden AS Joe Biden sudah mendapat pengarahan mengenai ancaman tersebut.
"Gedung Putih berhubungan dengan penegak hukum federal dan tim presiden terpilih, dan terus memantau situasi dengan saksama," bunyi pernyataan Gedung Putih.