Kelompok Bersenjata Serang Istana Kepresidenan Chad, 19 Orang Tewas
NDJAMENA, iNews.id - Kelompok bersenjata menyerang istana kepresidenan Chad di Ibu Kota N'Djamena, Rabu (8/1/2025) malam waktu setempat. Akibatnya 19 orang tewas dalam baku tembak dengan pasukan keamanan.
Dari korban tewas tersebut, 18 adalah pelaku penyerangan. Total ada 24 orang yang menyerang kompleks istana. Sementara satu korban tewas lainnya adalah personel pasukan keamanan.
"Ada 18 orang tewas dan 6 luka (pelaku penyerang) dan kami kehilangan 1 orang dan 3 luka," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) yang juga juru bicara pemerintah Chad, Abderaman Koulamallah, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (9/1/2025).
Koulamallah langsung muncul dalam rekaman video yang diputar stasiun televisi setelah percobaan untuk menggulingkan pemerintahan itu gagal.
Dia dikelilingi tentara bersenjata lengkap sambil memastikan bahwa situasi sepenuhnya terkendali.
"Upaya mengganggu stabilitas berhasil digagalkan," ujarnya.
Serangan itu bertepatan dengan kunjungan Menlu China Wang Yi ke Chad.
Beberapa jam sebelum serangan, Wang bertemu dengan Presiden Mahamat Idriss Deby serta pejabat senior lainnya.
Menurut Koulamallah, Mahamat berada di kompleks istana kepresidenan saat serangan terjadi, namun tak terluka.
Mahamat menjadi penguasa Chad setelah pemberontak membunuh ayahnya yang juga presiden saat itu, Idriss Deby, pada 2021. Idriss telah memimpin Chad sejak kudeta pada 1990-an.
Pelaku Penyerangan
Seorang sumber pejabat keamanan Chad mengatakan, para pelaku adalah anggota kelompok Boko Haram. Namun Koulamallah menepis kanar itu dengan menyebut belum ada yang mengklaim bertanggung jawab.
Dia menduga pelaku mungkin bukan pemberontak seraya menggambarkan mereka sebagai Pieds Nickeles mabuk, merujuk pada karakter penjahat malang dalam komik Prancis.
Pelaku menyerang istana menggunakan tiga kendaraan. Awalnya mereka menyerang kamp militer di sekitar kantor kepresidenan, namun para tentara menggagalkan serangan itu.