Kebakaran Dahsyat Los Angeles Disebabkan Gangguan Listrik? 

Kebakaran Dahsyat Los Angeles Disebabkan Gangguan Listrik? 

Terkini | inews | Senin, 13 Januari 2025 - 08:18
share

LOS ANGELES, iNews.id - Otoritas Los Angeles terus menyelidiki penyebab kebakaran dahsyat yang melanda wilayah itu sejak pekan lalu. Ada enam kebakaran di seluruh Los Angeles County, masing-masing mungkin memiliki penyebab sendiri.

Kepala Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD) Jim McDonnell mengatakan Biro Alkohol Tembakau dan Senjata Api AS memimpin satuan tugas untuk menyelidiki penyebab kebakaran.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah perusahaan energi listrik Edison International yang memasok energi untuk California Selatan.

Edison International telah diminta oleh pengacara yang mewakili perusahaan-perusahaan asuransi untuk menyimpan bukti yang berhubungan dengan kebakaran, terutama Eaton Fire.

Dinas pemadam kebakaran juga sedang menyelidiki apakah alat-alat milik Edison berkontribusi dalam menyulut api kebakaran, Hurst Fire, di dekat San Fernando. 

"Saat ini, kami belum memiliki bukti yang menyatakan bahwa Hurst Fire disebabkan oleh peralatan kami, tapi masih perlu penyelidikan lebih lanjut lagi," kata Steven Powell, presiden dan CEO Southern California Edison.

Kebakaran juga memberi tekanan terhadap perusahaan listrik yang memutus aliran listrik ke warga sebagai upaya pencegahan. Hingga 12 Januari, 63.485 pelanggan tidak mendapat pasokan listrik.

California memiliki sejarah kebakaran lahan dahsyat dipicu oleh peralatan utilitas listrik, terutama saat musim dingin. Utilitas terbesar di California, PG&E Corp, mengajukan kebangkrutan pada 2019 setelah serangkaian kebakaran mematikan disebabkan oleh kabelnya.

Kebakaran tersebut merupakan bencana alam paling dahsyat yang melanda Los Angeles sejak gempa bumi Northridge pada 1994 yang menewaskan 57 orang.

Kejadian kali ini kemungkinan akan menjadi salah satu bencana alam paling mahal dalam sejarah modern AS. 

AccuWeather memperkirakan kerugian langsung dan tidak langsung akibat kebakaran ini bisa mencapai antara 135 miliar hingga 150 miliar dolar AS (Rp2.202 triliun-Rp2.448 triliun). Angka itu sudah termasuk kerusakan yang tidak diasuransikan serta dampak ekonomi tidak langsung, seperti hilangnya pekerjaan dan gangguan rantai pasok.

Topik Menarik