Perusahaan Ini Berdayakan Ribuan Peternak hingga Kelola 500.000 Liter Susu Kambing per Bulan
JAKARTA, iNews.id - Perusahaan PT Tresno Jamu Indonesia selaku produsen brand Etawalin menggandeng ribuan peternak kambing di penjuru Pulau Jawa. Dalam satu bulan, unit pengolahan Etawalin mengolah 300.000 sampai 500.000 liter susu kambing untuk dipasteurisasi.
“Kalau 500.000 liter, satu kambing rata-rata menghasilkan 1,5 liter susu, jarang ada yang bisa sampai 2 liter. Jadi kira-kira dibutuhkan 250.000-an kambing, lalu satu peternak misalnya punya 20 kambing, jadi bisa butuh belasan ribu peternak,” ucap Komisaris PT Tresno Jamu Indonesia Mukit Hendrayanto.
Mukit mengatakan peternakan yang digandeng memang masih berskala kecil, yang kemudian dikoordinasikan per titik lokasi.
“Satu lokasi itu hampir 1-3 desa. Susu dari peternak itu dikumpulkan di koperasi, lalu diproses dengan standarisasi, kemudian dikumpulkan lagi di gudang-gudang, baru ke pabrik (Tresno Jamu Indonesia),” ucap Mukit.
Susu kambing yang diproduksi PT Tresno Jamu Indonesia diproduksi dengan formulasi khusus, dengan komposisi susu kambing asli, sereh, jahe, temulawak, daun salam, dan kayu manis.
Susu Etawalin ditujukan bagi konsumen dengan keluhan pegal linu. Sehingga cocok untuk konsumen lanjut usia, tapi juga anak-anak muda yang membutuhkan kebugaran tubuh.
Susu kambing adalah produk susu dengan segmen yang terbilang baru. Pasalnya, peternak memelihara kambing untuk dikonsumsi dagingnya, bukan untuk diperah susunya.
Meskipun segmennya masih terbilang baru di industri, pangsa susu kambing masih berpotensi berkembang, seperti susu sapi. Namun dibutuhkan pengembangan dan inovasi jangka panjang untuk merealisasikannya.
Selaku salah satu produsen susu kambing terbesar, Mukit berharap pemerintah pusat dan pemerintah daerah mempertimbangkan pemberian insentif kepada pelaku usaha susu kambing. Apalagi, Etawalin adalah produk dengan TKDN nyaris 100 persen.
“Setidaknya kalau TKDN-nya 100 persen, pajaknya jangan 100 persen. Bisa dikurangi untuk insentif. Toh, insentifnya tidak untuk dihamburkan, tapi untuk mengembangkan peternakan, untuk mengembangkan usaha,” kata Mukit.