Bus Trans Metro Pasundan Ubah Nama Jadi Metro Trans Jabar, Layani Warga Bandung Raya
BANDUNG, iNews.id - Bus Trans Metro Pasundan (TMP) kini berubah nama menjadi Metro Trans Jabar (MTJ). Bus tersebut beroperasi di delapan koridor wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Keberadaan Bus MTJ ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan serta memberikan alternatif lebih efisien dan nyaman bagi masyarakat di Bandung Raya.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Hilman Kadar mengatakan, meski secara keseluruhan ada delapan koridor yang direncanakan di Kabupaten Bandung, saat ini baru tiga koridor yang sudah beroperasi penuh.
Ketiga koridor tersebut antara lain Leuwi Panjang-Soreang, Banjaran-BEC via Baleendah dan Leuwi Panjang-Baleendah-Majalaya.
“Saat ini baru tiga koridor yang aktif, namun kami terus berupaya untuk memastikan enam koridor lainnya dapat segera beroperasi dalam waktu dekat,” ujar Hilman saat dikonfirmasi, Jumat (24/1/2025).
Dia menjelaskan dengan adanya MTJ, diharapkan moda transportasi umum dapat menjadi pilihan utama masyarakat, mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi dan pada akhirnya menurunkan tingkat kemacetan di wilayah Bandung Raya.
“Kami berharap semakin banyak masyarakat yang beralih ke transportasi umum. Dengan meningkatnya jumlah penumpang, diharapkan penggunaan kendaraan pribadi bisa berkurang, yang pada gilirannya bisa mengurangi kemacetan,” katanya.
Hilman menambahkan, MTJ sendiri beroperasi dengan menggunakan bus jenis low deck yang dirancang untuk kenyamanan dan keamanan penumpang. Desain bus ini dipilih mengingat kondisi jalan di wilayah yang dilalui serta untuk memastikan visibilitas yang lebih baik bagi penumpang dan pengemudi.
“Keamanan dan kenyamanan penumpang menjadi prioritas. Bus low deck dengan kaca yang terlihat sampai bawah ini dapat meningkatkan rasa aman bagi penumpang," ucapnya.
Selain itu, untuk mengoptimalkan pelayanan, Bus MTJ juga akan memperkenalkan sistem feeder yang menghubungkan wilayah tidak terjangkau langsung oleh rute utama MTJ.
“Misalnya di koridor Soreang-Leuwi Panjang, masih banyak area yang dilalui angkot lokal. Ke depan, feeder ini akan mempermudah penumpang yang ingin mengakses MTJ,” ujarnya.
Hilman menuturkan, jika peribahan nama dari TMP menjadi MTJ juga terkait dengan perubahan pembiayaan operasional.
Sebelumnya, TMP sebagian dibiayai oleh Kementerian Perhubungan, namun kini pembiayaan operasional sepenuhnya ditanggung oleh Pmeprov Jabar.
“Dengan perubahan ini, kami berharap lebih fleksibel dalam mengelola operasional MTJ dan tentu saja lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat,” katanya.
Hilman juga menekankan pentingnya restrukturisasi trayek angkutan umum untuk memastikan bahwa jaringan transportasi publik di Kabupaten Bandung bisa lebih terintegrasi dan efisien.
“Ke depan, kami akan melakukan restrukturisasi trayek agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lebih terkoordinasi dengan sistem MTJ yang sudah ada,” ucapnya.