Perang Tarif AS-China, Ketum Kadin: Investasi Saat Ini Butuh Kerja Keras

Perang Tarif AS-China, Ketum Kadin: Investasi Saat Ini Butuh Kerja Keras

Ekonomi | inews | Kamis, 24 April 2025 - 23:27
share

JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie mencatat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China berpotensi buruk bagi perekonomian banyak negara, termasuk Indonesia. Akibatnya, dibutuhkan kerja keras untuk mendapatkan investasi.

“Jadi kami di Kadin tentu senang bisa berbagi dan supaya kita gayung bersambut karena untuk mendapatkan investasi pada saat ini butuh kerja keras,” ujar Anindya usai melangsungkan pertemuan dengan 31 Duta Besar Indonesia di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Kamis (24/4/2025).

Sekalipun ada resiko yang harus ditanggung dibalik proteksionisme Amerika Serikat terhadap perekonomian Indonesia, Anindya yakin ada peluang baik yang bisa diambil dari kebijakan Trump 2.0 

“Nah juga pada saat ini kita justru melihat di Trump 2.0 ini, kalau kita pandai mungkin sedikit satu tahunan setengah ini ada transisi, mesti ada adjustment, tapi ujungnya kita punya kesempatan untuk bisa tanda kutip dukungan,” tutur dia.

Soal peluang yang dimaksud pria yang kerap disapa Anin itu tidak menjelaskan lebih jauh. Hanya saja, dia menyarankan agar masyarakat tidak terlalu khawatir dengan perang tarif yang mengguncang perdagangan global saat ini.

Dia yakin jika Indonesia masih sangat strategis bagi foreign direct investment (FDI) atau penanaman modal asing. Itu karena Indonesia punya segudang sumber daya alam (SDA), terutama nikel.

Nikel menjadi bahan baku penting dalam pembuatan baterai, terutama baterai lithium-ion yang digunakan dalam kendaraan listrik dan perangkat elektronik lainnya. Hal ini membuat komoditas nikel masih diburu banyak negara. 

“Kita tidak usah khawatir, karena satu, yang namanya sumber daya nikel dalam hal ini, di tempat tersebut kan tetap berharga, dan nggak ke mana-mana tetap dibutuhkan,” beber dia. 

“Dan yang kedua, untuk yang mampu memproses nikel ini menjadi bahan baterai, sudah ada dan siap kapan saja. Dan yang ketiga, saya melihat offtake atau pembelinya dari hasil bahan baterai itu juga banyak,” ujar Anin.

Topik Menarik