Ini Pemicu China Tiba-Tiba Gelar Latihan Perang Besar-besaran di Sekitar Taiwan
BEIJING, iNews.id - China mendadak menggelar latihan perang besar-besaran di sekitar Taiwan yang melibatkan matra darat, laut, udara, hingga pasukan roket. Manuver militer masif ini bukan tanpa sebab, melainkan dipicu rangkaian langkah dan pernyataan yang dianggap Beijing sebagai ancaman langsung terhadap kedaulatan dan keamanan nasionalnya.
Pemicu utama latihan berkode “Just Mission 2025” ini adalah keputusan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyetujui penjualan senjata senilai 11 miliar dolar AS ke Taiwan. Bagi China, langkah Washington tersebut merupakan bentuk campur tangan asing yang secara terbuka mendukung Taiwan, wilayah yang mereka klaim sebagai bagian tak terpisahkan dari Republik Rakyat China.
Selain AS, kemarahan Beijing juga dipicu oleh pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi yang mengisyaratkan kemungkinan keterlibatan militer Jepang jika China menyerang Taiwan. Pernyataan itu dinilai China sebagai eskalasi serius yang berpotensi memperluas konflik lintas kawasan.
Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menegaskan latihan ini bukan sekadar rutinitas militer. Manuver tersebut dimaksudkan sebagai peringatan keras bagi apa yang disebut China sebagai “pasukan separatis Taiwan” serta kekuatan asing yang dianggap ikut mencampuri urusan internal Beijing.
Dalam latihan ini, pasukan China dikerahkan ke lima zona di sekitar Taiwan, mencakup wilayah utara, barat daya, tenggara, timur pulau, serta Selat Taiwan. Latihan penembakan langsung dijadwalkan berlangsung pada Selasa (30/12/2025) dari pukul 08.00 hingga 18.00 waktu setempat.
Juru Bicara Komando Teater Timur, Shi Yi, menyebut latihan difokuskan pada patroli kesiapan tempur laut dan udara, kendali terpadu lintas matra, penutupan pelabuhan dan area strategis, serta pencegahan multidimensi. Dalam skenario latihan, kapal dan pesawat China akan mendekati Taiwan dari berbagai arah untuk menguji kemampuan operasi gabungan.
Latihan kali ini menjadi sorotan karena untuk pertama kalinya China secara terbuka menyatakan tujuan latihan adalah mencegah intervensi militer asing. Sejak 2022, latihan “Just Mission 2025” tercatat sebagai rangkaian latihan perang besar keenam China di sekitar Taiwan, menyusul kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR AS) saat itu, Nancy Pelosi, ke Taipei.









