Air Tidak Mengalir, SPAM di Desa Senanghati Malingping Dikeluhkan Warga

Air Tidak Mengalir, SPAM di Desa Senanghati Malingping Dikeluhkan Warga

Terkini | lebak.inews.id | Kamis, 3 Oktober 2024 - 11:40
share

LEBAK, iNewsLebak.id - Warga sebagai penerima manfaat program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Desa Senanghati, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengeluh kran air program tersebut tidak mengalir air, Rabu (2/10/2024).

Hal ini dikatakan oleh emak-emak saat awak media meninjau langsung SPAM PUPR Kabupaten Lebak di Desa Senanghati. Emak-emak tersebut mengatakan air dari SPAM hanya mengalir pada penerima manfaat yang dekat dengan lokasi penampungan air saja.

"Di sebelah sini banyak yang tidsk ada airnya Pak, sedangkan kalau yang disebelah sana sudah ada airnya. Tolonglah dibenerin, kami kan cewek, tidak bisa dan tidak mengerti memperbaikinya," ujar salah satu emak-emak penerima manfaat atas nama Radiah.

Di tempat berbeda, sejumlah emak-emak lain pun mengungkapkan hal yang sama, kekecewaan dan keluhan kran yang belum teraliri air.

"Percuma pak kran ada banyak di sini, tuh rumah Dewi, Sariah, Otim, Ratih sama semua belum ada airnya. Kita masyarakat bukan butuh kran, tapi butuh air. Masa sebelah sana jalan ada airnya, di sini enggak. Pilih kasih apa gimana ya," ujar emak-emak yang sedang asyik kumpul mengobrol.

 

Diketahui, program SPAM ini sudah selesai dan habis kontrak pada 30 September lalu. Namun banyak keluhan warga tidak semua penerima manfaat SPAM yang airnya ada mengalir. Walaupun memang untuk penerima manfaat yang dekat lokasi SPAM air mengalir lancar. 

Dipertanyakan mengenai hal tersebut, Kepala Desa Senanghati, Agus mengatakan perihal tersebut bukan ranah pihaknya.

"Iya itu banyak yang tidak mengalir, ya kita juga bingung, karena itu bukan kewenangan kami, itu kan oleh CV pihak ketiga yang mengerjakannya," jawabnya singkat.

Terpisah, Bucek, aktivis yang menyoroti SPAM tersebut mengungkapkan SPAM di Desa Senanghati dari awal dianggap sudah gagal dari perencanaan.

"Dari awal sudah  kita sebutkan gagal perencanaan, karena dari masalah pengelolaan, lalu pengeboran, kini habis kontrak pun finishing kita anggap gagal karena buktinya sebagian air tidak mengalir pada penerima manfaat," ucapnya.

 

Lanjut Bucek, "Oh ya, dan nanti juga berdasarkan temuan terbaru kami, ada permasalahan terkait penggunaan tanah yang kami duga mal administrasi, tidak sesuai dengan peruntukannya, tapi untuk yang satu ini nanti kita bukanya ya," tegasnya.

Sekedar informasi, Pembangunan SPAM jaringan perdesaan dengan pekerjaan pembangunan sumur dalam terlindungi, anggaran Rp 632.750.000,- dari APBD Kabupaten Lebak melalui Dinas PUPR. Adapun pelaksana ialah CV Lukia Persada Utama. 

Banyak pihak yang menyayangkan anggaran ratusan juta namun hasilnya demikian. Bahkan memang dari awal program SPAM tersebut sudah diprediksi gagal perencanaan. Kini dianggap gagal pula diakhir pengerjaan setelah habis masa kontrak.

Topik Menarik