BNPB: 289 Bencana Karhutla Terjadi Sejak Januari-September 2024

BNPB: 289 Bencana Karhutla Terjadi Sejak Januari-September 2024

Nasional | okezone | Kamis, 3 Oktober 2024 - 07:31
share

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 289 bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda wilayah Indonesia sejak Januari hingga September 2024.

“Karhutla sendiri menjadi jenis kejadian bencana peringkat kedua setelah banjir dan banjir bandang. Dari total 1.464 kejadian bencana sejak 1 Januari hingga 27 September 2024, kejadian karhutla tercatat sebanyak 289 kali terjadi,” kata Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto dalam keterangannya, Kamis (3/10/2024).

Suharyanto mengatakan hingga saat ini karhutla masih terjadi di Muara Enim dan Musi Banyuasin adalah dua kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. “Pada tahun ini, sebanyak 12 kabupaten di “Bumi Sriwijaya” telah melaporkan kejadian karhutla, termasuk dua kabupaten tadi, meskipun sebagian wilayah di selatan Pulau Sumatera telah memasuki musim penghujan,” katanya.

Kebakaran di dua wilayah ini kemudian memantik perhatian Suharyanto dan memutuskan untuk melihat langsung penanganan karhutla dan kondisi di lapangan. Menggunakan helikopter, Kepala BNPB bersama Pj. Gubernur Sumatera Selatan kemudian melakukan patroli udara di wilayah Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim.

Dalam peninjauan udara itu, keduanya melihat sendiri beberapa titik api (hot spot) yang ditandai dengan adanya kepulan asap berwarna putih masih terlihat membumbung tinggi ke angkasa. “Meski sudah tidak terlalu banyak titik hot spot, namun hal itu tetap menjadi prioritas utama pemadaman. Sebab, jika itu diabaikan maka dapat berpotensi semakin luas,” kata Suharyanto.

Usai melakukan patroli udara, Suharyanto kemudian meninjau lokasi terdampak karhutla menggunakan sepeda motor jenis trail. Jaraknya tidak lebih dari tiga kilometer dari lokasi pendaratan helikopter. Setibanya di lokasi, Kepala BNPB masih menjumpai adanya kepulan asap yang keluar dari dalam tanah. Seperti yang sebelumnya terlihat dari pantauan udara.

Dari hasil tinjauan lapangan itu, Suharyanto mengingatkan agar penanganan karhutla harus terus dilakukan dengan cepat, terorganisir, tepat sasaran dan dipastikan bahwa api benar-benar padam. Kepala BNPB tidak ingin kejadian karhutla tahun 2015 dan 2019 terulang kembali. Sebab, kejadian karhutla di dua periode itu telah membuat reputasi penanganan dipertanyakan oleh berbagai pihak.

 

“Karena di 2019 ketika El Nino kita seolah-olah tidak berdaya mengatasi karhutla. Tahun 2015 kita diprotes karena asapnya menyeberang ke negara tetangga,” kata Suharyanto.

Dia kemudian mengapresiasi upaya tim satgas gabungan dalam menumpas titik api yang masih membandel. Kebakaran lahan gambut memang butuh penanganan khusus. Sebab, meski terlihat sudah padam namun boleh jadi bara api masih terkandung di dalam tanah.

Suharyanto juga melihat bagaimana dua helikopter water bombing BNPB mondar-mandir mengguyurkan air ke titik-titik api yang masih menyala. Upaya satgas darat dan udara itu menjadi bukti bahwa sebenarnya Indonesia mampu, meski fenomena El Nino juga melanda di tahun 2023 lalu.

“Tahun 2023 walau El Nino karena kita lebih cepat, gesit dan terpadu, kebakarannya ada, tapi lebih sedikit dan tidak sampai menyeberang. Dari 2015 sampai tahun ini turun terus,” jelas Suharyanto.

Topik Menarik