Dampak Positif Rencana Prabowo Hapus Utang Petani dan Nelayan
Muda SalehDirektur Eksekutif Lingkar Pemuda Indonesia
PRESIDEN Prabowo Subianto akan menghapus utang dari setidaknya enam juta nasabah berprofesi petani dan nelayan. Tentu hal ini meringankan bagi masyarakat yang memiliki penghasilan dari pertanian dan sektor laut.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan dari sektor pertanian dengan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yakni pada 2021 sebanyak 10,29 persen. Sedangkan tahun 2022 yakni 11,14 persen, kemudian pada tahun 2023 sebesar 10,51 persen.
Tantangan yang dihadapi para petani saat ini yaitu modal yang terbatas, harga produk tidak stabil, kelangkaan sarana produksi pertanian (saprodi), maupun harga pupuk yang tidak merata, dan pengurangan jumlah pupuk bersubsidi dari tujuh jenis menjadi dua jenis. Hal ini terjadi atas Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 734 Tahun 2022.
Baca Juga: Prabowo Ingatkan Peran Penting Petani dalam Kemerdekaan Indonesia
Usai RDPU di DPR, Polda NTT Bentuk Komisi Banding Tinjau Ulang Putusan PTDH Ipda Rudy Soik
Sementara, jumlah nelayan berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) lebih dari dua juta orang, dan 85 adalah nelayan kecil. Diketahui, nelayan merupakan bagian penting dalam upaya Indonesia untuk membangun ekonomi biru. Namun, nelayan di Indonesia masih menghadapi berbagai masalah, seperti, kemiskinan, rendahnya kesejahteraan, modal yang tidak memadai, permainan harga jual ikan serta terbatasnya daya serap industri pengelolaan ikan.
Prabowo Implementasikan Program 6 Aksi Transformasi Bangsa di Sektor Pertanian dan NelayanDua sektor ini merupakan satu paket dalam tujuan kesejahteraan rakyat Indonesia yang dirangkum dalam program 6 Aksi Transformasi Bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan. Tentu Prabowo paham betul bagaimana mewujudkan ketahanan pangan dan sektor kelautan. Dengan adanya skema penghapusan utang, artinya para petani dan nelayan tidak akan terbebani dengan memulai untuk usaha baru yang lebih baik.
Sinyal Prabowo kepada Bankir di Djakarta Theater
Presiden Prabowo secara terbuka menegaskan bahwa banyak bankir yang takut kepadanya jika menjadi presiden. Hal ini ia sampaikan saat menjadi pembicara di acara Deklarasi Barisan Pengusaha Pejuang Dukung Prabowo di Djakarta Theater pada Rabu (8/11/2023).
Bahkan dengan lantang ia menyebut, "Tahu nggak yang banyak takut kalau gue jadi presiden, tahu nggak siapa? Itu bankir-bankir itu. Kita minta kredit susahnya bukan main."
Apa yang diucapkan Prabowo bukan hanya bualan. Tepat baru sepekan dilantik menjadi Presiden ke-8 RI, Prabowo langsung merealisasikan ucapannya terhadap dunia perbankan. Pertama, soal penghapusan utang. Kedua, Prabowo memaksa agar para bankir memberikan kemudahan pinjaman serta pelayanan yang berimbang kepada para petani dan nelayan yang merupakan pekerja di sektor menengah ke bawah.
Dengan adanya penghapusan utang, akan berdampak positif guna menggairahkan dunia pertanian dan nelayan yang selama ini merasa dipunggungi oleh kekuatan pemilik modal. Dengan perbaikan sistem ini, Pemerintahan Prabowo dipastikan bisa mewujudkan kesejahteraan dari sektor tersebut.
Meski disebut-sebut langkah ini memiliki dampak yakni moral hazard, yakni momen menguntungkan bagi pemilik utang, tetapi hal tersebut juga justru warning bagi dunia perbankan agar lebih menghargai kelompok menengah ke bawah.
Dampak Positif Penghapusan Utang bagi Petani dan Nelayan
Jelas, keputusan yang dilakukan oleh Presiden Prabowo menjadi momen bersejarah bagi bangsa Indonesia, negara maritim dan agraris yang memiliki kekayaan laut yang melimpah dengan luas laut 5,8 juta kilometer persegi, serta mempunyai sektor pertanian seharusnya bisa menjadi penopang perekonomiam nasional.
Dengan demikian, Indonesia baru dimulai dari kesejahteraan para petani dan nelayan yang ke depannya memiliki modal, serta gairah industri kedua sektor yang berkembang sehingga menciptakan perkembangan ekonomi yang bisa menciptakan kekuatan fondasi ekonomi Indonesia.
Tak hanya itu, yang utama adalah generasi muda tentu ke depan tidak canggung menjadi petani dan nelayan karena memiliki penghasilan yang tentunya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Petani sejahtera, nelayan makmur, anak-anak mereka memiliki hak yang sama untuk bisa sekolah dan memunculkan calon-calon pemimpin bangsa yang tidak hanya dari kalangan ekonomi menengah ke atas.